“Mungkin Surabaya hari ini kita terlalu banyak ego, mungkin ada yang merasa sempurna, mungkin ada yang merasa paling hebat, tapi hari ini kita diingatkan Tuhan bahwa rasa-rasa itu harus dihilangkan. Tapi dimulai dari kerendahan hati kita,” terangnya.
Ikrar ini juga diharapkan dapat membangkitkan kembali perekonomian yang sempat terhenti akibat kerusuhan. Karena itu, Wali Kota mengajak seluruh warga untuk tidak takut dan kembali beraktivitas normal, seperti membuka warung, warkop, dan usaha lainnya.
“Ini waktunya kita bangkit, kita jaga kota tercinta kita ini,” serunya.
Pada kesempatan ini, Eri juga menitipkan Kota Surabaya kepada seluruh warganya. Ia mengingatkan bahwa perjuangan menjaga kota ini adalah untuk keberlangsungan anak cucu.
“Jangan pernah anak cucu kita merasakan ini kembali. Maka kita jaga kota ini sebagai orang yang beriman, sebagai orang tua untuk memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya,” tegasnya.
Acara ini diinisiasi oleh berbagai elemen masyarakat, antara lain Karang Taruna, Pemuda Pusura, Cak Ning, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas, Pemuda Pancasila, Pramuka, Madura Asli (Madas), Muhammadiyah, PCNU, Gojek dan Ketua Satgas Kampung Pancasila RW serta unsur masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa semangat menjaga Surabaya dimiliki oleh seluruh lapisan warga.
Adapun ikrar yang diucapkan oleh warga Kota Surabaya adalah:
1. Menjaga Surabaya tetap aman dan rukun dalam kebersamaan.
2. Menguatkan kota Surabaya sebagai jati diri warga kota dan masa depan Surabaya.
3. Menyampaikan aspirasi dengan kritis dan tidak mudah terprovokasi.
4. Menolak segala dalam bentuk kekerasan dan anarkistis.
5. Bersatu dalam harmoni tanpa amarah dan bersama-sama tolong menolong antar warga. (*)