Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Sepanjang jalur karnaval, puluhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal terlihat memanfaatkan momen ini untuk berjualan aneka produk, mulai dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga aksesori khas daerah. Tingginya jumlah pengunjung membuat penjualan mereka meningkat signifikan dibanding hari-hari biasa.
Menurut beberapa pedagang, omzet penjualan selama acara bisa melonjak hingga dua kali lipat. “Alhamdulillah, dagangan cepat habis. Banyak pembeli yang datang dari luar desa juga,” ungkap Siti Maryam, salah satu penjual jajanan tradisional di area karnaval.
Selain memberikan hiburan dan memperkuat rasa persatuan, Karnaval Desa Menampu juga membuktikan bahwa kegiatan berbasis budaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Panitia berharap, keberhasilan tahun ini bisa menjadi pijakan untuk menyelenggarakan acara yang lebih besar dan berdampak di tahun-tahun berikutnya.
Catatan dari pantauan media ini karnaval HUT RI ke 80 di Kabupaten Jember masih tak bisa lepas dari sound horeg meski sudah ada SE yang di tandatangani oleh Kapolda Jatim dan Kodam V Brawijaya.(*)