Surabaya Berkomitmen Jadi Kota Pelopor Revolusi Transportasi Inklusif di Indonesia

Surabaya Berkomitmen Jadi Kota Pelopor Revolusi Transportasi Inklusif di Indonesia
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapendalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat mengatakan, inovasi transportasi di Kota Pahlawan sudah dimulai sejak 2018.

“Banyak testimoni yang menyebutkan bahwa para penyandang difabel untuk pertama kalinya, bisa bepergian sendiri tanpa bergantung pada orang lain,” kata Irvan.

Dinas Perhubungan Surabaya juga menghadirkan SIGAP (Sistem Informasi Gate Parkir) untuk meningkatkan efisiensi pencarian tempat parkir. Sistem ini mengubah pengalaman parkir di 54 lokasi Tempat Khusus Parkir (TKP) dan 1.438 titik parkir tepi jalan.

“Melalui aplikasi mobile, pengguna bisa mengecek ketersediaan slot parkir real-time, membayar digital melalui QRIS, dan mendukung sistem manajemen parkir yang transparan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD),” papar Irvan.

Bahkan, Pemkot Surabaya juga memanfaatkan area bawah jalan tol melalui program GETOL (GEsang Nisor Tol) di Kecamatan Jambangan, mengoptimalkan ruang publik untuk kebutuhan transportasi dan aktivitas masyarakat.

Kata Irvan, inovasi-inovasi perhubungan Kota Surabaya telah mendapat pengakuan internasional, seperti UN-Habitat Award untuk transportasi berkelanjutan, ASEAN Smart Cities Network sebagai best practice, dan Sustainable Transport Award dari ITDP.

“Surabaya hari ini adalah bukti nyata bahwa transformasi kota melalui transportasi cerdas, inklusif, dan berkelanjutan bukanlah utopia. Kami terus berinovasi untuk memastikan setiap warga, tanpa terkecuali, dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mobilitas sehari-hari,” imbuhnya.

Menurut Irvan, Kota Surabaya telah membuktikan bahwa inovasi transportasi bukan hanya tentang teknologi canggih, tetapi tentang memahami kebutuhan masyarakat yang beragam. Dari sistem pembayaran dengan sampah plastik hingga fasilitas ramah difabel, setiap inovasi dirancang menyusuaikan peraturan.

“Tidak ada yang tertinggal. Kota Surabaya tidak hanya menjadi pionir, tetapi juga menunjukkan bahwa transportasi cerdas, inklusif, dan berkelanjutan adalah realitas yang bisa dicapai dengan komitmen dan inovasi yang tepat,” ujarnya. (*)

Editor: Wetly