Bahlil lalu menyebut tokoh tokoh yang moncer kariernya politik, misalnya saya sendiri dari Papua, Pak Adies Kadir asal Makasar dan tinggal di Surabaya. Jadi Golkar tidak pernah membeda bedakan antara kelompok satu dengan lainnya.
Sementara itu Muhammad Sarmuji dalam kesempatan menutup Musda Xl menyampaikan bahwa dengan terpilihnya Mas Ali Mufthi merasa sudah lega karena sudah tidak lagi disebut sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Timur, beban di pundak ini sudah berkurang.
“Terus terang saja saya ini dulu tidak beruban, namun setelah jadi ketua DPD uban saya mulai banyak,” ungkap Cak Sar, lalu disambut tertawa ratusan kader.
Sarmuji juga berpesan kepada ketua terpilih dan formatur bisa menyusun pengurus dengan bagus yang mencerminkan seluruh kelompok sosial yang ada di masyarakat. Tidak hanya mengakomodir kepengurusan internal partai Golkar saja.
“Kalau bisa kepengurusan Mas Ali Mufthi merepresentasi masyarakat Jawa Timur. Dulu saya menyusun kepengurusan ada unsur Chinesnya, tokoh agama seperti Kristen, Katolik dan Islam yang didalamnya NU dan Muhammadiyah,” kata Sarmuji.
Provinsi Jawa Timur berkekuatan 15 persen pemilih setelah Jawa Barat. Sebab itu apa yang terjadi di Jawa Timur akan berpengaruh dalam konstelasi politik partai Golkar secara nasional. Pihaknya juga meminta apa yang sudah baik bisa di jaga.
Menggaris bawahi dari yang disampaikan oleh Ketua DPD Golkar Bojonegoro Ibu Metroatin tentang tidak ada satu rupiahpun yang ditarik oleh DPD Jawa Timur dalam penetapan ketua maupun wakil ketua DPRD, Sarmuji menjelaskan soal itu bisa di ceck apakah ada pengutan atau tidak. Teman teman kan sering ngikuti bimtek, disitu saling komunikasi, makanya di ceck sesama kader yang duduk di pimpinan dewan. Insyaallah tidak ada pungutan, pungkasnya. (rezal/amin)