banner 728x90

Pemkot Surabaya dan Yayasan Wijaya Kusuma Teken MoU Aset Tanah di Kawasan Jagir

Pemkot Surabaya dan Yayasan Wijaya Kusuma Teken MoU Aset Tanah di Kawasan Jagir
Pemkot Surabaya dan Yayasan Wijaya Kusuma melakukan penandatanganan kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang penyerahan, pengamanan dan pemanfaatan aset yang berada di Jalan Jagir Wonokromo No.112, Surabaya.

SURABAYA – Pemkot Surabaya dan Yayasan Wijaya Kusuma melakukan penandatanganan kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang penyerahan, pengamanan dan pemanfaatan aset yang berada di Jalan Jagir Wonokromo No.112, Surabaya. Kesepakatan tersebut dilakukan dengan pendampingan Notaris dan disaksikan secara langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, Ajie Prasetya bertempat di Ruang Sidang Wali Kota, Kamis, (19/12/2024).

Aset berupa tanah seluas 8.000 meter persegi itu berhasil dikembalikan oleh Kejari kepada Pemkot Surabaya, setelah sebelumnya dikuasai pihak lain tanpa izin. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih kepada Kejari Surabaya dan Yayasan Wijaya Kusuma atas kerjasamanya dalam upaya mengembalikan aset pemkot.

“Saya bersyukur pagi ini, aset pemkot di Jalan Jagir Wonokromo sudah kembali. Ini menjadi semangat kami untuk mengembalikan aset lainya yang masih dikuasai pihak lain, tapi tercatat di Sistem Informasi Manajemen Barang dan Aset Daerah (Simbada) kami. Pengembalian ini sudah kesekian kalinya dilakukan oleh pihak kejaksaan untuk digunakan sebagaimana mestinya,” kata Eri.

Rencananya, Pemkot Surabaya akan mengunakan aset tersebut untuk kepentingan masyarakat dalam bidang pendidikan. Sebab, Wali Kota Eri menyadari dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dicanangkan perlu adanya pendidikan merata dan menyeluruh.

“Kami akan menerbitkan Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) untuk Wijaya Kusuma supaya bisa tetap digunakan. Jadi tanah yang kembali ini, bisa tetap dimanfaatkan untuk perkembangan pendidikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Yayasan Wijaya Kusuma, Seodjadmiko merasa lega karena aset yang dulu dinilai cacat hukum sudah memiliki legalitas. Ke depan, ia berencana memanfaatkan tanah tersebut untuk pondokan atau asrama bagi mahasiswa dari luar negeri.