Menurut Adi, Museum Joyoboyo saat ini masih dalam tahap pengembangan. Pemkab Kediri tengah menyusun storyline atau alur cerita untuk menampilkan nilai sejarah dan budaya dari koleksi museum tersebut. Selain itu, fasilitas pendukung seperti pagar pengaman dan desain interior juga sedang dipersiapkan.
“Desain storyline sedang kami kebut agar museum ini bisa segera dibuka dengan tampilan yang menarik dan edukatif,” ungkap Adi.
Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4), Imam Mubarok, mendukung penuh upaya Pemkab Kediri memulangkan artefak-artefak bersejarah ke tanah kelahirannya. Ia menyebutkan, sekitar 500 arca dan artefak Kediri masih tersebar di berbagai museum, seperti Museum Nasional, Museum Empu Tantular, dan Museum Sonobudoyo Yogyakarta.
Dari sekian banyak artefak yang ingin dikembalikan, Prasasti Harinjing menjadi prioritas utama. Prasasti ini memiliki nilai sejarah tinggi karena mencatat 25 Maret sebagai hari jadi Bumi Panjalu, yang kini dikenal sebagai Kabupaten Kediri. Imam menegaskan, pengembalian prasasti ini sangat penting untuk memperkuat identitas sejarah daerah.
“Harinjing ini sebagai cikal bakal hari jadi Kabupaten Kediri, kalau bisa harus dipulangkan,” kata Imam.(*)