Kediri  

14 Arca Bersejarah Situs Tondowongso Kembali ke Kabupaten Kediri, Arca Langka Siwa Catur Muka jadi Sorotan

Pemkab Kediri Pulangkan Belasan Arca Situs Tondowongso

14 Arca Bersejarah Situs Tondowongso Kembali ke Kabupaten Kediri, Arca Langka Siwa Catur Muka jadi Sorotan
Salah satu warga sedang melihat sejumlah arca dari situs Tondowongso yang telah berhasil dipulangkan ke Kabupaten Kediri (Foto: Istimewa)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Setelah bertahun-tahun disimpan di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Trowulan, 14 arca bersejarah dari Situs Tondowongso akhirnya berhasil dipulangkan ke Kabupaten Kediri. Salah satu arca yang menjadi sorotan utama adalah Arca Siwa Catur Muka, sebuah mahakarya langka yang menegaskan identitas budaya Kediri sebagai pusat peradaban besar di masa lampau.

Arca Siwa Catur Muka menjadi masterpiece karena keunikannya. Biasanya, arca dengan empat wajah menggambarkan Dewa Brahma. Namun, simbol-simbol yang ditemukan pada arca ini mengindikasikan bahwa ia merupakan representasi Dewa Siwa. Keistimewaan ini menjadikannya salah satu koleksi berharga yang langka dan memiliki nilai sejarah tinggi.

Keempat belas arca ini pertama kali ditemukan pada tahun 2007 di Situs Tondowongso dan diperkirakan berasal dari tahun 1025 Masehi. Dua tahun setelah penemuan, arca-arca tersebut dipindahkan ke BPK Trowulan untuk keperluan konservasi. Proses penyimpanan yang berlangsung lebih dari satu dekade akhirnya berakhir setelah upaya serius dilakukan oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, dan timnya.

Kini, dengan kembalinya arca-arca ini ke Kabupaten Kediri, benda-benda bersejarah tersebut menjadi simbol penting dalam melestarikan dan menghidupkan kembali jejak kejayaan masa lalu yang pernah ada di Bumi Panjalu.

“Ini baru satu titik (dari Situs Tondowongso), insyallah kita berupaya untuk mengembalikan arca-arca yang berada di berbagai daerah termasuk (Prasasti) Harinjing yang berada di Museum Nasional,”kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo, Selasa 17 Desember 2024.

Pemerintah Kabupaten Kediri berencana menempatkan arca-arca tersebut di Museum Joyoboyo, Desa Menang. Museum ini dinilai lebih representatif dibanding Museum Bagawanta Bhari yang berada di belakang Kantor DPRD Kabupaten Kediri.