Opini  

Jambore Solusi Kebutuhan Karakter Gen Alpha

Jambore Solusi Kebutuhan Karakter Gen Alpha

Oleh Dr. Muchamad Taufiq, S.H., M.H

Jambore adalah sebutan salah satu kegiatan besar dalam Gerakan Pramuka. Jambore adalah ajang pesta bagi Pramuka Penggalang. Jambore adalah Pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka dari tingkat Kwartir Ranting sampai tingkat nasional.

Bahkan di duniapun diselenggarakan kegiatan serupa yang biasa disebut Jambore Dunia (World Scout Jamboree). Jambore di dunia berkembang ketika diselenggarakan pada tahun 1920 di Inggris.

Secara etimologi, istilah jamboree dalam Kamus Oxford Kanada, pada abad ke-19 yang tidak diketahui asalnya. Sementara beberapa sumber misalnya Hindi ke Swahili untuk dialek asli Amerika, kata Corroboree dari suku Aborigin Australia, dan jamborette.menurut Baden Powel pada 1920, istilah jamboree dihubungkan dengan pertemuan pemuda terbesar yang pernah ada. Jambore dalam Gerakan Pramuka didasarkan pada SK Kwarnas No.132/KN/1976 tentang Perkemahan Besar Penggalang.

Jambore merupakan perkemahan Besar Penggalang yang dititik beratkan pada kegiatan persaudaraan. Dalam jamboree terjadi proses membina dan meningkatkan rasa kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan dan keterampilan para Pramuka yang menarik, sesuai dengan keperluan dan kepentingan anak/pemuda dewasa ini.
Penyelenggaraan jambore ditujukan untuk: menanamkan, memupuk dan mengembangkan rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh keyakinan beragama.

Rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat, rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri, dan jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Jadi bagi para Pembina Pramuka, wajib memahami makna sebuah kegiatan sebagai alat bukan tujuan semata. karena jika orientasi konsep berkegiatannya salah tafsir, maka tujuan mulia terhadap pembentukan karakter tangguh, unggul dan berkualitas bagi peserta didik tidak akan tercapai secara maksimal.

Kwarcab Gerakan Pramuka Lumajang pada sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Jember. Gerbang timur Lumajang adalah Kwarran Jatiroto.

Menyongsong Hari Pramuka ke-63, Kwarran Jatiroto menyelenggarakan Jambore Ranting 2024 (Jamran) yang merupakan agenda tahunan. Sebanyak 590 Pramuka Penggalang (usia 11-15 tahun) mengikuti Jamran. Kegiatan dengan total peserta 689 anggota Pramuka berada di Lapangan Jatiroto Lumajang Jawa Timur. Kegiatan ini ditutup dan ditandai dengan penyerahan tropi regu tergiat oleh Dr. Taufiq selaku Wakil Ketua Kwarcab Lumajang Bidang Organisasi dan Hukum.

Pada kesempatan itu Taufiq memberikan apresiasi kepada Kisnanto-Ketua Kwarran Jatiroto yang telah berhasil meraih Juara Kedua Lomba Akreditasi Kwartir se-kwarcab Lumajang Tahun 2024. Prestasi ini didapat berkat dukungan Kamabiran (Camat), Andalan Ranting dan Kamabigus (Kepala Sekolah). Semua Kamabigus hadir dalam upacara penutupan Jamran Jatiroto 2024.

Acara menarik yang disajikan dalam Jamran kali ini bentuknya rotasi. Jenis acaranya: Petualangan, Outbond, Ketrampilan, Panggung Seni Budaya, dan Parade Yel-yel Pramuka. Peserta terdiri dari Gudep Sekolah Dasar, SMP/ MTs; baik negeri maupun swasta.

Mereka adalah Generasi Alpha yang lahir pada tahun 2010-2024. Mereka adalah generasi pertama yang lahir dan tumbuh dalam era digital yang sepenuhnya terhubung dengan teknologi, internet dan media sosial.

Generasi Alpha atau ‘anak-anak milenium’ merupakan generasi termuda saat ini. Mengingat generasi ini masih berada di usia anak-anak, maka karakteristik umumnya masih belum terlihat jelas. Sehingga pola pembinaan yang tepat akan sangat menentukan masa depan mereka.

Generasi Alpha membutuhkan concern bagi orang tua. Dibutuhkan strategi khusus untuk mendidik anak-anak yang lahir pada generasi ini agar mereka menjadi anak yang mahir teknologi namun tetap menghargai nilai-nilai kekeluargaan. Membangun nilai-nilai luhur dalam keluarga. Pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikulair merupakan jawaban yang paling tepat.

Pendidikan kepramukaan dalam prakteknya selalu menggunakan kiasan dasar dengan romantika perjuangan bangsa. Tingkatan Penggalang ini dilatarbelakangi semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Semangat Sumpah Pemuda harus menjadi dasar filosofi beraktifitasnya Pramuka Penggalang. Mereka adalah pribadi yang mulai mandiri namun masih tetap membutuhkan kehadiran orang dewasa.

Semangat penggalang adalah semangat persaudaraan dan saling menghargai perbedaan.
Jambore diakhir kegiatannya harus berfungsi menambah pengalaman dan pengetahuan, miningkatkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan Pramuka Penggalang.

Memberi latihan untuk mengelola/mengurus rumah tangga sendiri serta dorongan untuk mempraktekkan dan meningkatkan kemampuan yang didapat dari latihan rutin mereka. Mengadakan pertukaran pengalaman, pengetahuan dan kecakapan diantara mereka, membiasakan hidup bersama dan meningkatkan semangat gotong royong, membuat penilaian atas kegiatan dan kecakapan yang dicapai. Penting untuk mendapatkan sesuatu yang baru, guna diterapkan pada kegiatan yang akan datang serta membuka hubungan untuk mengadakan integrasi antara Pramuka dengan masyarakat.

Tujuan mencetak generasi emas 2045 akan tercapai manakala Kamabigus yang memimpin satuan pendidikan kepramukaan terdepan, berkomitmen atas amanah Undang-Undang No. 12/ 2010 tentang Gerakan Pramuka, pasal 33. Kepala Sekolah selaku pimpinan satuan Pendidikan bertugas memberikan bimbingan moral dan organisatoris serta memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan (AD pasal 39). Dirgahayu Indonesiaku, Dirgahayu Gerakan Pramuka. Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan. (*)

*) Penulis adalah Wakil Ketua Kwarcab Lumajang Bidang Organisasi dan Hukum, Dosen Pasca Sarjana ITB Widya Gama Lumajang