SUMENEP (Wartatransparansi.com) – Keberangkatan kepala Desa di Kab. Sumenep ke Kota Bandung Jawa Barat, menyita perhatian publik, para aktivis menyoal prihal kegiatan Bimtek yang terkesan buang-buang waktu dan menelan banyak anggaran.
Hal ini disampaikan oleh ketua Lembaga independent pengawas keuangan (LIPK) Kab. Sumenep, Zaifiddin kepada media ini.
” Kegiatan Bimtek pada hari Jumaat tanggal 26 sampai 29 Juli 2024 bertempat di Hotel Aryadutta Bandung, sangat tidak tepat, mengingat menelan waktu dan anggaran yang cukup banyak”
Ia menjelaskan, terlepas keberangkatan itu mengambil uang pribadi atau pun dana kas desa, tetaplah bermasalah dan terkesan hanya bersifat rekreatif saja. Kenapa menggelar Bimtek sampai jauh-jauh ke Bandung, jika tidak ada visi dan misi yang jelas. Tegasnya
Zai menduga kegiatan Bimtek itu diduga kuat adanya nuansa politik, mengingat di Kab. Sumenep, memasuki pemilihan kepala daerah (Pilkada 2024)
” Surat himbauan dari DPMD Kab. Sumenep, untuk kecamatan tidak memberikan pencabaran secara detail terkait kegiatan bimtek yang digelar dari tanggal 26 sampai 29 Juli 2024″
Menurutnya, kehadiran kepala Desa dalam kegiatan Bimtek tersebut sangat berpeluang besar menjadi vioner dalam kekuatan pilkada yang diusung oleh elit pengusaha yang memiliki kepentingan untuk memenangkan paslon Bupati 2024. Ungkapnya
Jadi, kata Zai, alasan Bimtek itu hanya sebagai alat untuk menutupi pergerakan massif pengusaha dan elit politik dalam menjalankan visi misinya, menjalin kerjasama dengan kepala Desa melalui AKD kecamatan dan AKD Kabupaten.
Konspirasi ini bisa dibaca oleh publik sebagai pernyataan pemerintah yang kurang sehat dalam melakukan pergerakan, dan kegiatan Bimtek itu tidak akan berdampak apa-apa kepada pembangunan desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Jelasnya
Makanya, sambung Zai, keterlibatan Camat dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten, memicu pro dan kontra dan pemerintahan desa mulai tidak sehat. jadi kata dia, siapakah konseptor dibalik layar keberangkatan kepala Desa ke Bandung tersebut. Ungkapnya
” Semuanya sudah tahu, bahwa diantara empat kabupaten yang ada di Madura, Kab. Sumenep memiliki kekayaan tertinggi, makanya banyaknya para investor yang ingin masuk ke sumenep untuk bekerja sama dengan pemerintah Daerah”
Sementara, Kepala Dinas pemberdayaan Masyarakat desa (DPMD) Kab. Sumenep, AKD Kabupaten dan Bupati Kab. Sumenep, belum bisa dimintai keterangan terkait kegiatan Bimtek yang diselenggarakan di kota kembang Bandung Jawa Barat. (*)