Mubes Argawana Indonesia 2024

Mubes Argawana Indonesia 2024
Argawana berhasil menggelar Mubes tahun 2024 di Probolinggo, Minggu (9/6/2024). Dari kiri : Suhartini, Medison, Taufiq, Didik dan Edi

Dr. Muchamad Taufiq, S.H,M.H

Argawana Indonesia menggelar Musyawarah Besar (Mubes) pada tanggal 9 Juni 2024 di Kota Probolinggo. Mubes Argawana Indonesia dipimpin oleh Kepala Pengembangan dan Diklat Argawana Indonesia (Muchamad Taufiq).

Terdapat tiga hal pokok yang dihasilkan dalam musyawarh ini yaitu: 1) diterimanya LPJ Pengurus Argawana Indonesia  masa bakti 2019-2024; 2) terpilihnya kembali Didik Hariyanto menjadi Ketua Argawana Indonesia untuk lima tahun kedepan (2024-2029); 3) disahkannya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Argawana Indonesia 2024-2029.

Setelah menyampaikan LPJ Pengurus Argawana Indonesia 2019-2024, pada agenda sidang berikutnya, Didik Hariyanto terpilih kembali secara aklamasi. Setelah disahkan sebagai Ketua untuk periode kedua oleh pimpinan sidang yang ditandai dengan penyerahan putusan sidang musyawarah.

Hal pokok sebagaimana tertuang dalam AD/ART Argawana Indonesia yang baru adalah bentuk keorganisasian Argawana Indonesia bersifat Organisasi Tunggal yang tidak memiliki cabang keorganisasian dibawahnya. \

“Mendasarkan pada AD/ART, peserta diklat Matra/Keahlian Argawana Indonesia adalah sebagai alumni peserta diklat saja, bukan sebagai anggota Argawana Indonesia” demikian pernyataan Didik Hariyanto dalam sambutannya sebagai ketua yang baru.

Argawana Indonesia adalah wadah pembinaan, pendidikan dan pelatihan kepencintaalaman. Saat ini Argawana Indoensia telah berusia 40 (empat puluh) tahun yang dirayakan pada tanggal 5 Juni 2024 baru lalu.

Argawana Indonesia berfungsi sebagai sarana untuk memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, membina fisik dan mental bagi generasi muda Indonesia serta masyarakat pada umumnya. Selain itu, Argawana Indonesia memiliki tugas pokok sebagai berikut:

1)mengadakan penelitian dan pengembangan secara terus menerus guna menambah pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan zaman di bidang kepencintaalaman;

2)memupuk jiwa persatuan, kesatuan, persaudaraan dan kekeluargaan dengan segala usaha yang dapat dilaksanakan;

3)menggiatkan dan mengamalkan pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman secara perorangan maupun bersama-sama dengan organisasi lainnya; dan

4)menyelenggarakan pembinaan, diklat bagi generasi muda Indonesia serta masyarakat yang memerlukan.

Argawana Indonesia adalah organisasi yang berazaskan Pancasila dan berdasar UUD Negara RI Tahun 1945. Karenanya organisasi ini berusaha sungguh-sungguh agar anggotanya menghayati dan mengamalkan Pancasila yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbangsa dan bernegara.

Pada hakekatnya Argawana Indonesia ingin membentuk sikap dan perilaku kearah yang positif, menambah pengetahuan dan pengalaman serta menguasai ketrampilan dan kecakapan sehingga menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia.

Membentuk generasi yang berkarakter serta menguasai ketrampilan dan kecakapan sehingga menjadi insan yang percaya kepada kemampuan diri sendiri, bertanggung jawab atas ilmu pengetahuann yang telah didapat melalui diklat. Semua itu bermuara pada manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Argawana Indonesia adalah organisasi yang memiliki warna kebesaran “orange”. Prinsip kesukarelaan menjadi ciri khas organisasi ini. Prinsip ini mendasarkan pada prinsip dasar pencinta alam Indonesia yang diklaksanakan dengan maksud menjamin terbukanya untuk menerima pembinaan dan pengaruh yang baik dari para pembina atau instrukturnya.

Kesukarelaan merupakan jiwa, sikap dan perilaku bagi Argawana Indonesia dalam hubungan kekeluargaan yang akrab dan tertib.

Lambang Argawana Indonesia berupa tujuh arah mata angin-gunung-tali melingkar dalam bingkai perisai adalah melambangkan keleluasaan gerak dalam melaksanakan pembinaan dan pelatihan yang secara sistematis, terukur serta menerapkan prinsip-prinsip dasar serta kode etik Argawana Indonesia. Penggunaan lambang dan atribut organisiasi telah diatur dengan jelas dalam peraturan organisasi Argawana Indonesia.

Sehingga semua pihak yang akan menggunakannya tidak dapat lepas dari peraturan yang telah digariskan. Lambang dan atribut Argawana Indonesia memiliki makna filosofi yang tinggi karenannya organisasi harus menjaga dan mengawal keberadaannya, termasuk tata cara dan pemasangan braved keahlian bagi alumni peserta diklat kematraan Argawana Indonesia, demikian Taufiq menjelaskan.

Musyawarah Besar Argawana Indonesia telah selesai digelar. Dalam musyawarah itu seluruh peserta telah memberikan pandangannya terkait  penguatan program dan pengembangan organisasi lima tahun mendatang. Hal mana menjadi dokumen organisasi untuk dilaksanakan.

Sebagai pemegang amanah ketua, Didik Hariyanto diujung sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada seluruh alumni peserta diklat yang telah berpartisipasi dan mengikuti program kematraan/ keahlian di Argawana Indonesia. Harapannya kerja sama yang baik terus dipertahankan.

Setelah ketua terpilih disahkan dalam sidang maka memiliki tugas untuk menyusun komposisi dan personalia kepengurusan Argawana Indonesia. Musyawarah memutuskan komposisi organisasinya terdiri dari tiga orang pengurus harian, satu orang Kepala Badan dan tiga orang Ketua Bidang.

Personalianya nanti akan mengisi pos-pos: Ketua, Sekretaris, Bendahara, Badan Bangdiklat, Bidang Administrasi& Personil, Bidang Humas& Dokumentasi, dan Bidang Pemeliharaan& Logistik. Guna mewujudkan postur kepengurusan yang ideal, Didik Hariyanto meminta waktu tujuh hari kepada peserta musyawarah untuk menyusunnya, dengan dibantu empat Tim Formatur yaitu: Edi Suyanto, Suhartini, Medison Satyabudhi dan Muchamad Taufiq. Jayalah Argawana Indonesia.

*) Penulis adalah Kepala Badan Pengembangan & Diklat Argawana Indonesia 2019 2024, Ahli Hukum Tata Negara di ITB Widya Gama Lumajang, Fasilitator Leaderships Management Bersertifikasi BNSP