“Kalau nggak mau operasi nggak apa-apa. Tapi saya mau bantu bapak. Kalau mau jualan monggo, mau jualan apa silahkan, tempatnya akan kami carikan,” terang Mas Dhito.
Mas Dhito menyatakan, kalaupun Karnoto nantinya mau membuka toko kelontong atau jualan di pasar, pemerintah Kabupaten Kediri akan membantu. Mendapatkan tawaran itu, Karnoto masih kebingungan menjawab.
“Saya sebagai pelayanannya masyarakat punya kewajiban untuk membantu bapak. Kita mau bantu bapak. Kalau bapak belum punya gambaran kita yang akan bimbing,” ungkap bupati berkacamata ini.
Mas Dhito mengapresiasi semangat Karnoto yang tetap bertekad untuk tetap berjualan. Dia berharap, Karnoto nantinya tidak harus sampai berjualan keliling mendorong gerobak dari Wates sampai alun-alun Kediri. Terlebih dengan kondisinya yang sudah tua.
Setelah mengobrol jauh, Karnoto mengaku bersama istrinya bisa membuat roti sendiri. Dari pengakuan itu, Mas Dhito menyatakan siap membantu baik dari modal usaha maupun membantu mencarikan tempat berjualan.
Mas Dhito meminta Dinas Sosial berkoordinasi dengan Camat Wates maupun dinas lain untuk mendampingi. Termasuk memberikan pelatihan kepada Karnoto dan keluarga hingga dagangannya layak dan usahanya berjalan.
“Nanti kita dampingi sampai beliau bisa jalan entah anaknya natau istrinya nanti bantu yang penting bukan beliau sendiri. Nanti keluarganya dilibatkan,” tandasnya.
Usai pertemuan itu, Plt Kepala Dinas Sosial Ariyanto menyampaikan Karnoto merupakan warga yang telah terdaftar menerima bantuan sosial tunai (BST) melalui pos, bantuan beras serta bantuan jaminan kesehatan.
Dari instruksi bupati, pihaknya akan berkoordinasi dengan Camat Wates, pemerintah desa termasuk dinas lain untuk melakukan pendampingan termasuk membantu mencarikan tempat usaha.
“Kita nanti lakukan assesment juga dengan keluarganya terkait langkah-langkah yang akan kita lakukan, kemudian bantuan yang dibutuhkan supaya pak Karnoto dan keluarga juga bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. (*)