“Ya, saya sedang diuji kesabaran. Tindakan mereka sangat tidak terpuji. Mereka itu tidak memahami makna dari pesta demokrasi yang seharusnya dihadapi dengan penuh kegembiraan dalam perbedaan pilihan,”.
Kompetitor saya sepertinya sangat gerah dengan kehadiran saya. Di Kediri memang rapet sehingga gerak sedikit ketemu tim. Gerak ke kanan ketemu tim saya,” tandas Harun Al Rasyid.
Pihkanya menjelaskan beberapa baliho yang raib itu berada di lokasi sepangjang jalan dari Kolak ke arah Tulungagung. Lalu daerah Carkasi kota kediri, depan Pecel Punten, Santren kediri. Terbaru depan lokasi Cafe Jigrak daerah perumahan Ngronggo Jl Flamboyan langsung 3 Baliho raib..
Harun Al Rasyid enggan menuduh siapa pelakunya apakah internal atau eksternal partai karena belum ada yang tertangkap. “Saya melihat kompetisinya sudah tak sehat. Sampai sampai Budayawan Erros Djarot, sahabat Harun Al Rasyid melalui WA berkomentar, ” Itu sainganmu dewe nang Golkar Boss,” kata Harun menirukan Erros dengan emotikon terpingkal pingkal.
Kalau itu dilakukan oleh penyelenggara Pemilu, semisal Bawaslu atau pemerintah kota, jelas bukan. Karena saya juga pernah disurati oleh Bawaslu untuk memindah baliho karena berdekatan dengan Lembaga Pendidikan meski disitu juga banyak baliho.
“Saya tidak masalah dengan ini. Sudah menjadi resiko politik. Pesan saya kepada pelaku untuk banyak Istighfar…. Seraya berharap persaingan ini kita lakukan dengan etis dan sportif untuk demokrasi yang semakin matang dan tidak perlu takut dengan pergerakan saya. Santuy saja,” Pungkas Harun. (*)