Kemendikbudristek ungkap tantangan utama restorasi film “Dr. Samsi”

Kemendikbudristek ungkap tantangan utama restorasi film “Dr. Samsi”

JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan tantangan utama proses alih teknologi dari format seluloid ke digital (restorasi) untuk film berjudul “Dr. Samsi” produksi tahun 1952 yang selesai pada akhir tahun ini.

Koordinator Utama Digitalisasi dan Restorasi Kemendikbudristek Rizka Fitri Akbar mengungkapkan bahwa sejak tahun 2020, pihaknya sudah menggagas rencana untuk melakukan restorasi film “Dr. Samsi” karya perempuan sutradara Ratna Asmara tersebut.

“Kami telah menemukan beberapa kriteria di film itu untuk melakukan alih-media menuju restorasi. Tahun 2021, kami melakukan inspeksi secara fisik dan tadinya berharap tahun itu dapat langsung melakukan restorasi. Tetapi ternyata tidak dapat karena materi fisik yang sangat parah dan tidak lengkap,” kata Rizka sebelum pemutaran film restorasi “Dr. Samsi” di Jakarta, Selasa.

Rizka menjelaskan bahwa pada tahun 2022, pihaknya kemudian mendapatkan bantuan untuk memperbaiki fisik film tersebut oleh kegiatan riset terhadap sutradara Ratna Asmara. Pada saat itu, obyek film yang ada di Sinematek ialah “Dr. Samsi”.

“Akhirnya tahun ini film ini dinyatakan harus direstorasi karena terdapat masalah pada materi fisik yang semakin rusak. Tantangan utama ialah materi yang tidak lengkap dan nyaris punah. Jika dibiarkan walau terus diperbaiki, maka ada namanya penyakit autokatalitik yang membuat film akan hancur ketika tiba masanya,” papar Rizka.