Oleh: HS Makin Rahmat SPd SH MH, Santri Pinggiran & Serikat Media Siber Indonesia Jatim
Mengawali tulisan muhasabah ini, Al Faqir mohon maaf bila ada yang tersinggung. Semua itu bagian dari rujukan dan keterbatasan atas pertanyaan untuk memilih sosok pemimpin yang ideal.
Tanpa mengurangi keterbukaan dalam berpendapat di era globalisasi dan digitalisasi, tentu figur pemimpin yang kompeten memiliki akhlakul karimah (prilaku yang baik), diiringi sifat sidiq (jujur), amanah, fathonah (cerdas) dan mempunyai kemampuan tablik yang memberikan rasa aman, nyaman, dan melindungi.
Bukan sekedar diskenario, direkayasa dan dikondisikan seakan-akan memiliki kecerdasan, kepedulian dan melindungi rakyat. Padahal, di balik itu semua merupakan tipu muslihat belaka karena mengikuti pemilik modal yang memang bertujuan menanamkan investasi sebagai penjajah ekonomi.
Mereka tidak menyadari atau sengaja mengesampingkan bahwa tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Di era sekarang, ahli informasi, buzzer dan siber pasti menelusuri dan mengacak-acak jejak digital pemimpin sesuai selera. Artinya, pemimpin yang belum siap tentu menjadi bulan-bulanan lawan politik dan tidak beda dengan pion hanya menjalankan arahan bos dan pemilik modal.