Dia juga mengakui bahwa ada perasaan mencekam selama proses syuting tersebut karena membayangkan kejadian sejarah yang sebenarnya terjadi.
“Dulu kan memang benar-benar terjadi, sedangkan sekarang nggak, itu dalam film. Dalam film aja udah ngerasain hal yang sebegitu kuatnya, gimana misalnya kalo ada di sana gitu,” kata Harris.
Mereka berharap, kejadian dendam berkepanjangan seperti yang ditampilkan dalam film tersebut tidak ditiru oleh generasi masa kini.
Dalam kesempatan itu, Aghniny dan Harris juga menceritakan sejumlah tantangan yang mereka hadapi saat proses syuting. Aghniny mengatakan, baginya, ada sebuah tuntutan untuk tidak menampilkan terlalu banyak aksi laga, meski dia pernah berperan pada sejumlah film bela diri.
“Karena di sini, aku dituntut malah tidak boleh jago, gitu. Jadi, ya, merespon, berusaha, gimana caranya aku dapat survive (bertahan) ada di lingkungan yang sangat mencekam tanpa tahu atau bagaimana dapat punya bela diri,” dia menjelaskan.
“Tantangannya sebenarnya banyak banget, ya, di sini, mulai dari action-nya, mulai dari mendalami karakter sebagai Rendi,” kata Harris.
Dia juga mengatakan tantangan lainnya ialah membangun chemistry (ikatan) dengan lawan mainnya, seperti Aghniny, dan sejumlah pemain-pemain lainnya yang sudah berpengalaman. “Malam Para Jahanam” dapat dinikmati di bioskop pada 7 Desember 2023. (*)