SIDOARJO (WartaTransparansi.com) – Lantunan bacaan shalawat nabi, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Mars PSHT, dengan begitu semangat disuarakan santri dan warga Persaudaraan Setia Hati Terate, mengikuti suara keemasan KH Ahmad Rofi’i Mahfudz.
Lantunan shalawat begitu menggetarkan di Padepokan PSHT Cabang Sidaorjo, di Kebonsari Candi Sidoarjo, pada pergelaran “Pengajian dan Sholawat”, Sabtu malam (11/11/2023).
Tidak kurang ratusan santri bersama warga atau tokoh PSHT Cabang Sidoarjo, begitu antusias mendengarkan ceramah agama dari KH Ahmad Rofi’i Mahfudz.
Gus Eeng —panggilan populer KH Ahmad Rofi’i Mahfudz— mengingatkan penting membaca shawalat dan ahli shalawat yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasululloh Shollallohu Alaihi Wassalam.
Apalagi perintah membaca shalawat, kata Gus Eeng, merupakan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus Allah bersama para malaikat membaca shalawat atas nabi Muhammad. Kemudian menyitir petikan ayat pada surat Al-Ahzab 56, yang artinya,
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Gus Eeng menjelaskan, membaca shalawat kepada nabi Muhammad, karena beliau manusia tetapi tidak seperti manusia, maka Rasul diperingati hari kelahirannya. Keanehan pada diri Rasul sejak dalam kandungan sampai mulai anak-anak, remaja, menginjak dewasa sampai pada hari tua.
Sedangkan para ulama dan para wali, lanjutnya, diperingati hari wafatnya karena menebar kemanfaatan terhadap lingkungan dan masyarakat, “Karena beliau beliau para ulama itu selalu memberikan kemanfaatan pada masyarakat,” tandasnya.
Ulama dan para wali Allah SWT, katanya, ada yang saat masih mudah berbuat baik, tetapi salah caranya.
Contoh, lanjut Gus Eeng, Sunan Kalijogo sebelum jadi wali setelah uzlah (pergi mengasingkan diri) dan khalwat atau menarik diri dari keramaian dan menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Topo Broto selama 3 tahun.
Sebab sebelum jadi Sunan, menurutnya, Sunan Kalijogo terkenal berandal dan perampok. Dimana hasil curiannya diberikan fakir miskin.
“Sunan Bonang, menaseahti bahwa coro ne salah, tujuanmu apik tetapi sing dibuat mensucikan air kencing. “Jadi yang tetap tidak mensucikan,” tandasnya.
Gus Eeng mengajak dulur dulur PSHT, senang menghadiri majelis shalawat. “Ayo dan harus jadilah orang yang senang baca shalawat, dan ahli baca shawalat, selalu hadir di majelis shalawat,” ujarnya.
Dulur dulur PSH Terate yang selalu hadir di majelis akan mendapat barokah, “Aktifitas apa saja dishalawati supaya barokah,” harapnya.
Apalagi perintah membaca shalawat dari Allah SWT langsung, dan Allah juga membaca. Beda dengan Allah SWT memerintah umat Islam melakukan sholat, tetapi Allah tidak melakukan dan memberikan keterangan, misalnya sholat dluhur.
Oleh karena itu, lanjut dia,
perintah baca shalawat luar biasa, sebab baca shalawat dengan ikhlas atau ikhlas hadir saja sama ganjaran. Dan
membaca shalawat itu mengikuti jejak Allah dan para malaikat.
Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli, yang berarti “bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi”.
Urip Iku Urup, yang secara harfiah artinya “hidup itu menghidupi”. Maksudnya dalam hidup harus bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
Sak Apik-apike Wong Yen Aweh Pitulung Kanthi Cara Dedhemitan, yang berarti “sebaik-baiknya orang adalah memberi pertolongan dengan tanpa ingin diketahui orang lain”
Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha, yang berarti “mendatangi tanpa kawan, menang tanpa mengalahkan, sakti tanpa kesaktian dan kaya tanpa kekayaan”.
Membaca shalawat juga menghidupkan sunnah Kanjeng Nabi yang tidak pernah putus berdzikir kepada Allah
Di PSH Teratai, katanya, bukan hanya diajarkan olahraga saja, tetapi juga diajarkan rohani. Karena
ada sifat sifat Robbaniyah (sifat Ketuhanan) untuk membentuk karakter religius berbudi luhur.
Sebab, lanjut Gus Eeng, manusia berbudi luhur tergantung hati nurani, PSHT adalah memurnikan kesetiaan hati kepada Tuhan karena kesetiaan hati mengabdi kepada Allah SWT.
Perbuat manfaat kepada sesama manusia deegan Lillahi ta’ala (bukan karena ganjaran, karena kaya, karena sesuatu). Dan Ibadah paling tinggi lillahi ta’ala
Acara pengajian begitu menghentakkan dan menggetarkan Padepokan, setelah pesan Gus Eeng tentang jiwa, shadaqoh, asupan jiwa dan raga. Ditutup dengan Mahalul Qiyam, di antaranya “Yaa nabii salaam ‘alaika, Yaa Rasuul salaam ‘alaika
“Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, wahai Rosul salam sejahtera untukmu.”
“Yaa habiib salaam ‘alaika, sholawaatullaah ‘alaika
“Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu.”
Diingatkan, katanya,
selain belajar pencak silat, warga atau anggota PSHT dibekali dengan falsafah PSHT yang ditanamkan pada diri setiap warganya. Falsafah dan ajaran yang utama dari PSHT adalah manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan (dibunuh) tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya sendiri atau ber-SH pada diri sendiri.
Tidak ada kekuatan apapun di atas manusia yang bisa mengalahkan manusia kecuali kecuali kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.
Lantunan,
“Marhaban Marhaban Ya Nurol ‘Aini. )Selamat datang wahai cahaya mataku)”
“Marhaban Marhaban Jaddal Husaini. (Selamat datang wahai kakeknya 2 Husain)”.
Dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan Indoensia, disambung dengan menggelorakan Mars PSHT.
Setia Hati Terate Pembina Persaudaraan
Semboyan Kami Bersama Bersatu Teguh Jaya
Mengabdi Nusa dan Bangsa Dengan Tulus Ikhlas
Menjunjung Tinggi Pancasila Demi Indonesia Raya
Jayalah Setia Hati Terate Sepanjanglah Masa
Jayalah Setia Hati Terate Sepanjanglah Masa. (*)