Mirta percaya bahwa setiap orang memiliki bakatnya masing-masing. Bersama orang tua, anak dapat mengembangkan bakatnya supaya dia dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari tanpa merasa rendah diri di hadapan teman-temannya.
“Jadi, jangan kecil hati. Pasti akan ada jalan dan pasti kita dapat mengatasi itu secara bersama-sama,” kata Mirta.
Pendiri Indonesian Microtia and Atresia Community (IMAC) Anita Putri Ayu menuturkan bahwa adanya rasa sedih saat pertama mengetahui kondisi anak ialah hal yang wajar.
“Boleh sedih, boleh kecewa, tapi, kita tetap harus dapat bangkit, dan pada waktunya nanti kita harus dapat mempertimbangkan apa yang harus diperbuat,” kata Anita.
Oleh karena itu, dia menyarankan orang tua yang memiliki anak dengan mikrotia untuk berkomunikasi dengan pasangan dan anggota keluarga dekat lainnya supaya saling menguatkan.
“Kita juga punya komunitas, jadi itulah yang mendukung kita bahwa kita memang tidak menghadapi ini sendiri,” ujar Anita. (*)