“Saya minta dengan sisa waktu yang ada saat ini, kita minta agar anggota fraksi menjadi etalasi di masing-masing dapil . Baik buruknya hasil yang dicapai oleh golkar bisa ditentukan oleh baik buruknya anggota fraksi,” papar Sarmuji.
Sebagai etalase partai lanjut Sarmuji, diharapkan penilaian masyarakat terhadap anggota fraksi bisa tembus. Karena itu kinerja anggota fraksi tidak boleh biasa-biasa saja. Anggota fraksi tidak boleh diam seribu bahasa. Jika anggota fraksi diam, rakyat menilai partai golkar kali ini menunjukkan performa yang tidak bagus. Sebaliknya jika anggota fraksi menyuarakan apa yang dilakukan di ruang-ruang rapat sidang dengan cukup baik, insyaallah nama golkar ikut terangkat,” bebernya.
Yang kedua lanjut Sarmuji dengan sisa waktu ini dia juga meminta agar anggota fraksi menjadi pengendali grassrot di masing-masing dapil. Dengan sekurang-kurangnya setiap anggota fraksi mampu meraih 100 ribu suara, sehingga di tingkat kabupaten/kota suara golkar sekurang-kurangnya bisa mencapai 12 sampai 15 ribu suara untuk masing-masing dapil.
Sudah barang tentu dengan pembinaan yang dilakukan golkar, kalau mempersiapkan diri dengan baik di sisa waktu yang ada ini insyaAllah persiapan kita menghadapi pemilu 2024 nanti jauh lebih mudah.
Jika pada 2019 lalu banyak yang tidak melengkapi para saksi, Karena dianggap para saksi hanya untuk menjaga suara saja. Tetapi jika mereka diposisikan sebagai penggalang suara, akan membuat suara partai golkar lebih banyak lagi pada pemilu 2024 nanti.
“Kita harapkan anggota fraksi mampu menyiapkan para saksi dan diharapkan hal itu tidak menjadi beban. Justru sebaliknya, dengan memiliki peranan dalam pemilu 2024 nanti, para anggota fraksi diberi kesempatan menjadi penyangga suara partai sekaligus untuk mengamankan suara golkar di masing-masing dapil. Ada beban tetapi ada juga insentif dibalik itu,” tutup dia. (*)