“TELAH nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah SWT merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka itu, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Surat Ar Rum ayat 41)
Ayat di atas memberi peringatan bahwa bencana di bumi dan lautan adalah akibat ulah dari manusia dalam berbagai aktifitas pelanggaran. El Nino adalah bagian dari perkembangan kebencanaan di dunia karena berbagai model bencana alam.
Bencana kebakaran hutan dan sejumlah Taman Nasional terjadi di mana-mana, termasuk di kawan wisata Gunung Bromo yang eksotik. Kini di sejumlah sudah terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Bencana kebakaran disertai polusi udara dengan tingkat pencemaran mencapai titik paling rawan, Jakarta dengan tingkat pencemaran idara terburuk kedua di dunia. Tiba-tiba saja tersiar kabar bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah tempat.
Bencana kekeringan dan kekurangan air bersih di mana-mana belum berakhir. Menyusul bencana banjir dan tanah longsor menerjang sejumlah daerah secara tiba-tiba.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama periode Januari-Juli 2023 luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai 90.405 hektare (ha). Dengan ini, seluruh kebakaran itu tercatat menghasilkan emisi lebih dari 5,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e).
Berikut daftar 10 provinsi dengan luas area karhutla terbesar periode Januari-Juli 2023:
1. Nusa Tenggara Timur: 28.718 ha
2. Kalimantan Barat: 12.537 ha
3. Nusa Tenggara Barat: 9.662 ha
4. Kalimantan Selatan: 7.483 ha
5. Jawa Timur: 7.076 ha
6. Lampung: 2.992 ha
7. Kalimantan Tengah: 2.948 ha
8. Sulawesi Tenggara: 2.848 ha
9. Maluku: 2.765 ha
10. Riau: 2.220 ha
Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), karhutla tahun ini berpotensi meningkat karena ada fenomena cuaca El Nino.