Selasa, 28 November 2023
27 C
Surabaya
More
    OpiniPojok TransparansiBromo dan Bencana Harus Utamakan Sabar

    Bromo dan Bencana Harus Utamakan Sabar

    “TELAH nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah SWT merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka itu, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Surat Ar Rum ayat 41)

    Ayat di atas memberi peringatan bahwa bencana di bumi dan lautan adalah akibat ulah dari manusia dalam berbagai aktifitas pelanggaran. El Nino adalah bagian dari perkembangan kebencanaan di dunia karena berbagai model bencana alam.

    Bencana kebakaran hutan dan sejumlah Taman Nasional terjadi di mana-mana, termasuk di kawan wisata Gunung Bromo yang eksotik. Kini di sejumlah sudah terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor.

    Bencana kebakaran disertai polusi udara dengan tingkat pencemaran mencapai titik paling rawan, Jakarta dengan tingkat pencemaran idara terburuk kedua di dunia. Tiba-tiba saja tersiar kabar bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah tempat.

    Bencana kekeringan dan kekurangan air bersih di mana-mana belum berakhir. Menyusul bencana banjir dan tanah longsor menerjang sejumlah daerah secara tiba-tiba.

    Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama periode Januari-Juli 2023 luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai 90.405 hektare (ha). Dengan ini, seluruh kebakaran itu tercatat menghasilkan emisi lebih dari 5,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e).

    Berikut daftar 10 provinsi dengan luas area karhutla terbesar periode Januari-Juli 2023:

    1. Nusa Tenggara Timur: 28.718 ha

    2. Kalimantan Barat: 12.537 ha

    3. Nusa Tenggara Barat: 9.662 ha

    4. Kalimantan Selatan: 7.483 ha

    5. Jawa Timur: 7.076 ha

    6. Lampung: 2.992 ha

    7. Kalimantan Tengah: 2.948 ha

    8. Sulawesi Tenggara: 2.848 ha

    9. Maluku: 2.765 ha

    10. Riau: 2.220 ha

    Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), karhutla tahun ini berpotensi meningkat karena ada fenomena cuaca El Nino.

    Menurut BRGM di situs resminya (Mei 2023), di Indonesia, secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan yang meningkatkan potensi bencana kebakaran lahan dan hutan.

    Potensi bencana kebakaran lahan dan hutan akan meningkat, terutama di ekosisem lahan gambut, di mana kubah-kubah gambut akan mengering karena terjadinya musim kemarau.

    Untuk mengantisipasi hal tersebut, BRGM menyatakan sudah bekerja sama dengan KLHK, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta TNI untuk melakukan pembasahan lahan gambut dengan teknologi modifikasi cuaca.

    Polri juga terlibat dalam upaya antisipasi masalah ini, dengan melakukan sosialisasi larangan membakar lahan dan patroli di berbagai wilayah.

    Di Sumatera Barat, sudah turun hujan lebat mengakibatkan sejumlah daerah terjadi banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

    Mengantisipasi perubahan cuaca dengan intensi sangat cepat, juga kemungkinan-kemungkinan bencana alam dan bencana non-alam susulan, di luar perkiraan. Maka membutuhkan kesabaran semua pihak dengan tetap meningkatkan ibadah sesuai keyakinan dan bersyukur dalam menghadapi berbagai kemungkinan.

    Bromo

    Berdasarkan informasi dan laporan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bahwa telah terjadi kebakaran lahan di Kawasan Gunung Bromo, hampir total di berbagai perbukitan. Bahkan Kawasan Savana (Bukit Teletubies) dan Lereng dingklik, Pananjakan, juga terbakar.

    TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) yang saat ini dengan status gundul akibat terbakar. Diperkirakan 2-3 tahun baru hijau kembali dengan keindahan perbukitan dan savaba yang aduhai.

    Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah kawasan pegunungan di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman yang bentangan barat-timurnya sekitar 20-30 kilometer dan utara-selatannya sekitar 40 km ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha. Di kawasan ini terdapat kaldera lautan pasir yang luasnya ± 6290 ha. Batas kaldera lautan pasir itu berupa dinding terjal, yang ketinggiannya antara 200-700 meter.

    Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Lembah Savana alias Bukit Teletubbies di Gunung Bromo, Jawa Timur, buntut suar atau flare saat foto prewedding akhirnya padam setelah 6 hari ditangani petugas.

    Akibat kebakaran tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang memperkirakan setidaknya 500 hektare lahan di kawasan wisata Gunung Bromo itu terdampak.

    Namun, angka tersebut masih perkiraan awal dari perhitungan visual BPBD, sehingga luas area yang terbakar kemungkinan bisa lebih besar lagi.

    “(Luas lahan yang terdampak) belum terpetakan pasti. Kisaran visual kurang lebih 500 hektare,” kata Kepala Bidang Darurat dan Logistik (Kabid Darlog) BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (12/9/2023).

    Sadono melanjutkan, masih ada dua titik api yang tersisa dan tengah dilakukan pemadaman. “Di sisi Watangan dan Keciri yang ada titik api. Dua titik (tersebut) tapi sudah mulai kecil,” kata dia.

    Kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo, menyebabkan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya setelah ditutup sementara. Sudah dibuka kembali dalam keadaan gundul dan keindahan kehijauannya berubah jadi coklat kehitaman akibat kebakaran.

    Al-Qur’an memberikan kabar dan peringatan atas bencana dan musibah karena ulah manusia. Tentu saja ke depan, harus mengutamakan kesabaran. Bagaimana menjaga jangan sampai terjadi kebakaran yang membahayakan dan menghancurkan potensi wisata, juga potensi lain, dengan kembali kepada kemampuan mengendalikan kesabaran dengan tetap bersyukur. Sebagimana ayat di bawah ini;

    “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.(155); “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (seusngguhnya kami milik Allah dan sesunnguhnya kami sedang menuju kemabali kepada-Nya) (156); “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Surat Al Baqarah, ayat 155-157)” (*)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan