Lebih lanjut ia juga mengatakan salah satu lokasi yang dijadikan sentra utama perhatian juga adalah kawasan Sidogiri Pasuruan. Sebab area tersebut menjadi lokasi terdampak banjir tahunan yang cukup banjir. Dengan ada paritispasi masyarakat dan juga tindakan nyata diharapkan juga ada perubahan habit dari masyarakat untuk menjaga sungai.
“Persiapan ini kita targetkan satu bulan. Sehingga bulan depan sudah ada pilot project yang akan kita pilih untuk dilakukan bersama. Dan pilot ini kita targetkan bisa direplikasi di wilayah lain,” tegasnya.
Victor mengatakan bahwa sejatinya kerjasama antara Belanda dalam Pemprov Jatim dalam pengendalian banjir ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun berakhir. Saat ini sudah memasuki tahap dua, ia optimis akan ada dampak yang kongkrit.
Sementara itu Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim Baju Trihaksoro menegaskan bahwa dalam fase ini pengendalian banjir difokuskan untuk melibatkan masyarakat dan komunitas. Dan tidak difokuskan untuk penanganan yang bersifat penambahan infrastruktur.
Bahwa untuk penambahan infrastruktur yang diperlukan akan dilakukan ditahap selanjutnya. Sehingga saat ini yang dilakukan adalah untuk pengendalian banjir yang bersifat natural based atau yang berbasis alam.
“Kalau project ini didanai full dari Belanda. Grand nya mencapai Rp 4 miliar. Kita berharap akan ada pilot project yang bagus yang nantinya bisa direplikasi di daerah lain. Dan kuncinya di sini yang menjadi poin adalah partisipasi masyarakat,” tegas Baju.
Dari Pemprov sendiri juga akan mengawal agar program ini bisa berlangsung sukses dan memberikan perubahan baik di kualitas daerah aliran sungai Welang bisa membaik dan tidak terjadi lagi banjir tahunan. (*)