Farhat mengenakan kaus merah, sedangkan lawannya dari Blitar berkaus biru. Saat pertandingan dimulai, tidak ada keganjilan. Farhat justru mendominasi, pukulannya kerap mengenai sasaran. Begitu juga saat ronde dua. Farhat juga mendominasi pertandingan.
Memasuki ronde ketiga atau ronde terakhir, Farhat juga masih bisa bertanding. Namun di tengah itu Farhat nampak gontai. Nah, saat itulah petinju asal Bondowoso mendapatkan pukulan. Farhat sempoyongan, hingga akhirnya pingsan. Oleh panitia Farhat dibawa ke RSUD Jombang menggunakan ambulans.
Direktur RSUD Jombang Dr dr Ma’murotus Sa’diyah MKes membenarkan adanya atlet yang meninggal tersebut. Menurutnya, petinju bernama Farhat masuk ke IGD RSUD Jombang pada Senin (11/9/2023) pukul 15.30 WIB.
Saat itu, atlet asal Bondowoso tersebut dalam kondisi tidak sadar. Petugas medis langsung melakukan penanganan. Bahkan petugas juga melakukan scanning kepala. Hasilnya, terjadi pendarahan di kepala.
“Pukul 01.00 WIB sempat drop. Petinju asal Bondowoso ini menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (12/9/2023) pukul 02.10 WIB dini hari. Pukul 03.30 jenazah diantarkan menggunakan ambulans ke Bondowoso dengan didampingi keluarga. Kami atas nama RSUD Jombang menyampaikan duka cita yang mendalam,” ujar Ning Eyik, panggilan akrab Dr dr Ma’murotus Sa’diyah M.kes. (*)