Kamis, 5 Oktober 2023
26 C
Surabaya
More
    Renungan PagiNikmatnya Kemerdekaan (2)

    Nikmatnya Kemerdekaan (2)

    MENJELANG tahun politik 2024, saat penyelenggaraan pemilu dilaksanakan serentak, maka keterwakilan kita sebagai pemilih akan terwujudkan adanya lembaga legislatif di DPRD Kabupaten/ Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, Pilpres, Pilgub dan Pilkada pemilihan kepala daerah Bupati atau Walikota, serta DPD (Dewan Perwakilan Daerah).

    Dalam tata kehidupan sehari-hari, para pemenang kebijakan birokrasi dan politisi selaku pemegang mandat harus punya komitmen, bersepakat bahwa kemerdekaan dalam segala aspek kehidupan menjadi perwujudan dari nilai-nilai nikmat kemerdekaan itu sendiri. Mulai hal yang sederhana, sampai mencakup hajat publik. Mulai belajar merdeka, kampus merdeka, dan merdeka dari segala perundungan (dibully), sampai bentuk pelayanan merdeka.

    Artinya, nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia harus terus diupayakan dan ditingkatkan dengan program yang bersentuhan langsung dengan rakyat. Bila masih ditemui adanya layanan disertai pungli, suap, termasuk dominasi rakyat miskin dengan berbagai persoalan semestinya para penggede malu, belum mampu mewujudkan marwa, harkat dan martabatnya.

    Bila ditelaah lebih dalam, tentu mengutamakan kepentingan hamba Allah (umat), maka Sang Maha Pemberi Nikmat akan menaburkan benih-benih kenikmatan lain kepada siapapun yang dikasihi. Khairunnas wa-anfauhum linnas. Sebaik-baiknya manusia yang memberikan kemanfaatan terhadap sesama.

    Selaras dengan firmanNya dalam Surat Al Baqarah Ayat 152:
    فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
    “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”

    Dari ayat ini, Allah SWT telah menegaskan kepada seluruh hambaNya untuk selalu mengingat-Nya dalam keadaan apapun. Tak hanya itu, Allah SWT juga mengingatkan bahwa orang yang bertakwa adalah akan mendapatkan sebaik-baik tempat di sisi-Nya, daripada orang yang ingkar kepada-Nya. Siapapun yang mengingkari atas nikmat Nya akan mendapatkan azab yang pedih.

    Keyakinan dan logika berpikir sederhana, bahwa ketika kita menolong orang lain, maka segala urusan kita ditolong oleh Allah SWT. Begitu pula ketika kita menyelesaikan kesulitan orang lain, tanpa disadari urusan kita mendapatkan jalan keluar dan rejeki yang tidak disangka-sangka.

    Pertanyaan sederhana, apakah kita mampu memikul tanggung jawab dan amanah serta terhindar dari bisikan setan? Bila kalkulasi dunia menjadi pertimbangan apabila sampai hitungan bisnis menjadi kiblat, pasti yang dinalar adalah untung rugi. “Kita sudah keluar berapa kepada mereka nanti dapat berapa?”

    Jangan sampai kita terlena dengan pikiran logika sesaat. Coba telaah dan teladani para pendahulu kita, yang tanpa gembar-gembor telah merajut kemerdekaan dalam segala aspek kehidupan. Perjuangan meniti kemerdekaan bukan hanya ketika hidup, saat wafat pun, para alim, pejuang, suhada, waliyullah serta para KekasihNya tetap memberikan kemanfaatan.

    Coba buktikan sendiri, makam Auliya, khususnya Walisongo, saat hidup berjuang menegakkan agama Allah dengan Akhlakul Karimah, budaya dan mampu membaur dengan masyarakat. Saat meninggal pun masih menjadi jujugan para peziarah untuk mencari wasilah dan Rahmat, Hidayat serta Inayah Allah SWT untuk menjadi umat yang beruntung.

    Bak magnet, lingkungan yang awalnya sepi, gersang dan secara ekonomi kurang, berubah menjadi kawasan primadona, hampir tiap ada peziarah dengan doa-doa, bertebaran pedagang kaki lima, ada toko, kios dan penjaja makanan. Semua saling butuh saling asuh, asah, asih. Apakah ada nilai negatif, dari aspek sosial budaya ekonomi tentu sangat positif. Inilah hakekatnya, hamba-hamba pilihan yang merdeka, menikmati dan mensyukuri Rahmat kemerdekaan. Ada perputaran perekonomian luar biasa.

    Coba renungkan firman Allah di Al Qur’an Surat Al Qasas Ayat 73:
    وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
    “Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”

    Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan kepada seluruh hambaNya bahwa betapa besarnya karunia (kemerdekaan) yang Ia berikan. Allah SWT yang mengatur seluruh jagad raya beserta seisinya agar selalu berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya. Merdeka!!! Wallahu a’lam bish-showab. (*)

    Penulis : HS Makin Rahmat SH MH, Santri Pinggiran, Wartawan UKW Utama, Ketua SMSI Jatim

    Sumber : WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan