“Anak terlalu banyak dan jarak kelahiran yang terlalu dekat menjadi faktor risiko stunting karena keterbatasan kemampuan pengasuhan orang tua,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk memberikan pemahaman dan penyadaran masyarakat mengenai pengaturan kelahiran, pemenuhan gizi, juga perlu peran dari para pendamping keluarga, juga tenaga kesehatan yang ada di kampung.
“Tugasnya dari pendamping keluarga kepala kampung memberikan semacam penyadaran betapa pentingnya mengatur kelahiran dan menjaga gizi anak-anaknya agar nanti betul-betul menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas,” ujarnya.
Muhadjir meminta pihak dinas kesehatan kesehatan dan Puskesmas Kampung untuk memberikan bantuan PMT (pemberian makanan tambahan) berbahan pangan lokal yang kaya protein hewani untuk balita dan ibu hamil, serta sosialisasi dan edukasi makanan sehat untuk anak.
Untuk pihak kampung diminta supaya memberikan bantuan sosial dari dana desa bagi mereka yang memiliki banyak anak tetapi tidak bisa memenuhi kecukupan gizi anaknya dengan baik. “Aparat kampung harus memperhatikan masyarakatnya terutama dalam hal kesehatannya,” jelasnya.
Menko PMK juga meninjau Sekretariat Pokja Kampung KB Ketahanan Keluarga di kantor Kampung Mawokau Jaya, dia juga menyempatkan diri melakukan peninjauan dapur sehat stunting yang dikelola aparat Kampung Mawokauw Jaya. (*)