“Penertibannya humanis dan persuasive dengan mengamankan beberapa alat peraga. TapI, saat penertiban mau selesai, ada yang memprovokasi, teriak-teriak dan mendorong anggota Satpol. Anggota mencoba untuk minta diam dan tidak memprovokasi,” ungkapnya.
Dalam suasana yang dibuat terkesan ricuh tersebut, Eddy mengungkapan, tiba-tiba terjadi sebuah insiden kecil. Di mana salah satu pedagang tersungkur di jalan beraspal dan kedua lutut kakinya lecet berdarah.
Padahal, menurut Eddy, saat itu petugas Satpol PP tidak melakukan tindakan perlawanan. “Anak tersebut lari dan jatuh sendiri di aspal sehingga kakinya lecet. Jadi itu bukan kekerasan yang dilakukan petugas satpol yang melakukan penertiban,” alasan Eddy.
Untuk meyakinkan bila petugas Satpol PP tetap bersikap humanis dan persuasif dalam melakukan penertiban, Eddy menyatakan, bahwa pemuda yang tersungkur itu kemudian dibawa ke Polsek Genteng untuk dilakukan pemeriksaan.
Tujuannya, agar permasalahan tersebut jelas, apakah saat itu ada kelalaian petugas Satpol PP dalam penertiban atau memang ada sebab lain yang bukan dilakukan petugas.
“Dan malam itu dilakukan pengamanan di Polsek Genteng. Saat diinterogasi petugas, dia mengakui lari dan jatuh sendiri di aspal sehingga kakinya lecet. Dan oleh anggota Satpol PP dipanggilkan TGC (Tim Gerak Cepat) Dinas Kesehatan dan diobati di Polsek Genteng,” tandasnya. (*)