Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN RI, Prof. Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan, pada intinya mereka ini berasal dari negara-negara di Asia dan Afrika yang tertarik belajar ke Indonesia tentang program kependudukan, terutama terkait dengan keluarga berencana. Sebab, program KB di Indonesia sudah berjalan dengan lancar tanpa hambatan dengan dukungan dari para pemimpin Islam.
“Sebaliknya, di negara-negara lain termasuk di Asia dan Afrika, persoalan KB dan sebagainya masih menjadi pertentangan, sehingga PBB melalui UNFPA yang membidangi kesehatan seksual dan reproduksi memberikan informasi kepada negara-negara lainnya bahwa kalau mau belajar tentang pendekatan atau peran pemimpin agama dalam bidang kependudukan, belajarlah ke Indonesia. Sejak saat itulah banyak yang belajar ke Indonesia, dan kali ini belajar di Surabaya,” katanya, Selasa (25/7/2023).
Ia juga menjelaskan, kenapa akhirnya memilih Kota Surabaya sebagai tempat belajar tentang KB dan penurunan stunting, karena di Surabaya banyak pondok pesantren NU atau Muhammadiyah yang bisa dikunjungi dan menjadi tempat belajar. Bahkan, di Surabaya ini ada rumah sakit yang rencananya akan dikunjungi oleh mereka.
“Selain itu, karena stunting di Surabaya terendah se Indonesia, sehingga kita ingin melihat inovasi-inovasi yang sudah dibuat oleh Surabaya. Kita juga berkesempatan untuk melihat keindahan kota dengan pengelolaan yang sangat baik. Terima kasih Pemkot Surabaya yang sudah memfasilitasi kami,” imbuhnya. (*)