SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pemkot Surabaya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) menggelar Parade Setop Kekerasan dan Pernikahan Dini pada Anak, di Taman Bungkul, Minggu (23/7/2024). Wali Kota Eri Cahyadi dan Bunda Paud Kota Surabaya Rini Indriyani turut hadir sekaligus memberangkatkan rombongan.
Parade diikuti oleh 20 perwakilan Forum Anak Surabaya (FAS), 200 anak PAUD, 300 siswa SD, 400 siswa SMP, dan 200 siswa SMA/SMK. Sembari membentangkan spanduk, Wali Kota Eri beserta jajarannya di Pemkot Surabaya ikut berjalan bersama.
Eri mengakatan, di Peringatan HAN 2023 ingin mengajak anak-anak Surabaya untuk berani menyuarakan pendapat, berbicara, hingga mengeluarkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dengan adanya parade ini, ia berharap, para orang tua mau mengerti dan memahami keinginan dan menampung kreativitas anak-anaknya.
“Maka orang tua jangan pernah lupa untuk menciptakan mendidik anak-anak yang memiliki akhlakul karimah dan memiliki jiwa seorang pemimpin,” katanya.
Sebelum memberangkatkan rombongan Parade Setop Kekerasan dan Pernikahan Dini pada Anak, Eri berpesan kepada anak-anak yang hadir untuk menjaga diri dari ancaman. Dalam kesempatan itu pula, ia ingin para orang tua menjaga anak-anak di Kota Surabaya.
“Sehingga anak harus kita jaga betul bagaimana tumbuh kembang anak bisa terus berkembang luar biasa di Kota Surabaya. Dan kegiatan ini harus terus dilakukan di tahun-tahun berikutnya,” tuturnya.
Eri mengungkapkan, Parade Stop Kekerasan dan Pernikahan Dini pada Anak ini bagian dari upaya pemkot mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA) Paripurna.
Ia mengungkapkan, nilai Kota Surabaya sebagai KLA adalah yang tertinggi se-Indonesia. “Surabaya nilainya 895, sedangkan untuk mencapai paripurna itu nilainya harus 900. Tapi alhamdulillah kemarin, nilai Kota Surabaya tertinggi dan jauh meninggalkan daerah lain,” ibuhnya.
Eri mengaku, penghargaan KLA bukan lah segalanya ketika Kota Surabaya tidak nyaman bagi anak. Menurutnya, penghargaan itu hanya sebagian kecil dari langkah yang sudah diambil oleh warga Surabaya dalam mewujudkan KLA. (*)