SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Setelah mengikuti sidang IPEF (Indo-Pacific Economic Framework), Menteri Koordinator bidang perekonomian Airlangga Hartarto meneruskan rangkaian agenda yang lain dan bertolak dari New York, Amerika Serikat, ke Eropa guna menyelesaikan berbagai permasalahan terkait kelapa swait Indonesia. Kunjungan dua hari tanggal 30–31 Mei 2023..
Menko Airlangga Hartarto mengajak Deputi (Timbalan) Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Sri Fadillah Yusof.
Di Eropa keduanya akan menyuarakan concern kedua negara terhadap kebijakan regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang dinilai diskriminatif dan akan berdampak negatif pada akses pasar sejumlah komoditas, terutama kelapa sawit, ungkap Airlangga Hararto dikutip dari laman resmi Menko Ekuin, Rabu.
Airlangga mengatakan, kegiatan joint mission tersebut akan membahas langkah-langkah yang dapat ditempuh agar ketentuan tersebut tidak akan membebani dan memberikan dampak negatif terutama kepada para pelaku petani kecil (smallholders) kelapa sawit dan komoditas lainnya yang berdampak atas ketentuan EUDR tersebut.
“Kami ingin menekankan bahwa EUDR membebani petani kecil, karena mereka harus mematuhi prosedur administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan regulasi tersebut,” ungkap Menko Airlangga.
Dalam agenda kerja selama 2 hari penuh di Brussels tersebut, Menko Airlangga dan Deputi (Timbalan) Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Fadillah akan melakukan sejumlah pertemuan yakni dengan High Representative of the European Union for Foreign Affairs and Security Policy Josep Borrell-Fontelles.
Lalu pertemuan dengan Commissioner for the Environment, Oceans, and Fisheries Virginijus Sinkevičius, Executive Vice President (EVP) European Green Deal and Commissioner for Climate Action Policy Frans Timmermans.
Dan vice President of the European Parliament MEP Heidi Hautala, Chair of International Trade/INTA Committee MEP Bernd Lange, serta CSOs and European Alliances dan perwakilan sejumlah pengusaha industri kelapa sawit Uni Eropa.
Sebagaimana diketahui bahwa Menko Airlangga Hartarto sukses dalam Pertemuan IPEF di Amerika Serikat tanggal 26-27 Mei lalu di Detroit, Amerika Serikat. Sidang IPEF mewakili 40% ekonomi dunia dan 28% perdagangan barang dan jasa secara global.
Dalam rangkaian agenda pertemuan tingkat Menteri antara 14 negara mitra yang telah tergabung dengan IPEF tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekononomian Airlangga Hartarto yang hadir mewakili Pemerintah Indonesia juga menyelenggarakan sejumlah pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan penyelesaian berbagai isu penting dalam kerja sama IPEF.
”IPEF merupakan respons atas kondisi saat ini, dimana seluruh negara harus bekerja bersama menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan kesejahteraan serta pengembangan keadilan di kawasan Indo Pasifik,” ujar Menko Airlangga.
Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IPEF tersebut telah berhasil menyelesaikan berbagai isu penting dan strategis seperti isu supply chain, trade facilitation, energy transition, dan critical minerals. Sebagai bentuk kerjasama baru, IPEF juga berupaya mengusung isu-isu yang terkait dengan clean economy untuk ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Ambassador Katherine Tai dari United States Trade of Representatives dan Gina M. Raimondo dari U.S. Secretary of Commerce yang turut hadir dan memimpin pertemuan IPEF tersebut, mengapresiasi peran besar Menko Airlangga dalam penyelesaian berbagai Pilar IPEF dan juga atas usulan Menko Airlangga terkait dengan critical minerals dalam penyelesaian Pilar I IPEF. (din/min)