Pada penanganan prevalensi stunting, Kabupaten Kubu Raya berdasarkan data SSGI tahun 2022 berada di angka 27,6 persen, hasil ini menempatkan wilayah tersebut berada di urutan ke delapan dari 14 kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Barat. Angka tersebut menurun cukup banyak sebesar 12,7 persen dari tahun sebelumnya.
Muhadjir menerangkan bahwa kebutuhan mineral dan zat besi harus tercukupi dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari, baik oleh ibu hamil. Konsumsi kebutuhan tersebut akan membantu mengurangi risiko terjadinya stunting dan gangguan kesehatan lain pada anak setelah lahir.
Menurut dia, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah cukup baik. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari warga, Muhadjir menemukan bahwa warga di wilayah tersebut juga telah mendapatkan bantuan pelayanan kesehatan gratis sampai RSUD Kubu Raya yang ditanggung langsung oleh APBD.
“Penanganan cukup bagus. Bapak Bupati telah mengambil terobosan yang menurut saya bagus. Semua warga miskin di sini ditanggung jaminan kesehatannya tidak dari pusat, tetapi dari APBD,” katanya.
Selajutnya dia mengatakan, bahwa Bupati Kubu Raya juga telah secara mandiri melakukan pengadaan USG Portabel sehingga dapat dibawa satu Posyandu ke Posyandu lain. Sehingga ibu-ibu hamil tidak perlu datang ke Puskemas langsung, dapat melalui Posyandu disekitar tempat tinggal.
Bupati Kubu Raya Muda Hendrawan juga menyampaikan strategi lainnnya yang telah lakukan dalam mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di wilayahnya, antara lain melakukan verifikasi data P3KE melalui tenaga penggerak pada 123 desa, serta sinkronisasi data P3KE dengan Data Dasar Rumah Tangga yakni sistem satu data geoportal. (*/ANO)