Sementara Fatigue Sensor akan memberikan tanda peringatan saat mendeteksi pengemudi menunjukkan kondisi kelelahan, seperti mengantuk. Dengan demikian, Behaviour Based Safety (BBS) dapat ditingkatkan untuk mencapai zero accident.
Zainul Arifin (50 tahun), salah seorang pengemudi yang bertugas di area tambang SIG GHOPO Tuban, menceritakan, dirinya merasa terlindungi oleh driving monitoring system ini.
Menurutnya, sistem ini membantu memberikan peringatan saat dirinya mengantuk dan kurang konsentrasi, atau secara tidak sengaja melakukan hal di luar SOP, sehingga dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Sistem ini bagus sekali, khususnya ketika tugas malam.
Jangankan ngantuk, kepala saya bergerak tidak sesuai posisi, itu langsung ada tanda peringatan. Bahkan, bagaimana saya menjalankan mobil ini, misal saya rem mendadak itu terekam, ungkap pria yang telah bekerja sejak tahun 1994 ini.
Arif Gunawan Sulistiyono mengatakan, inovasi menjadi kebutuhan untuk menciptakan keunggulan kompetitif maupun komparatif sebagai bentuk komitmen Perusahaan untuk selalu memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dan menjaga ketahanan bisnis Perusahaan di masa mendatang.
“Driving Monitoring System sejalan dengan salah satu fokus SIG pada aspek K3 sebagai wujud komitmen keberlanjutan SIG dalam pilar Menciptakan Nilai untuk Karyawan dan Komunitas dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
Di luar itu ada ratusan inovasi lain terkait dengan optimalisasi produksi, efisiensi operasi, sustainability, produk dan jasa, serta digitalisasi, tegas Arif Gunawan Sulistiyono.
SIG atau PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, adalah perusahaan BUMN klaster infrastruktur yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia, dengan 51% saham dimiliki Pemerintah Indonesia. Bertransformasi sejak tahun 2013 kini SIG telah menjadi penyedia solusi bahan bangunan terdepan di kawasan regional, menjangkau pasar Asia, Australia dan Oceania. (djoko/min)