Opini  

Puncak Pembersihan Ruh, Menjemput “Malam Seribu Bulan”

Puncak Pembersihan Ruh, Menjemput “Malam Seribu Bulan”
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko

Bulan Rajab adalah bulan pembersih jasad

Bulan Sya’ban adalah bulan pembersih hati (qolbu)

Bulan Ramadan adalah bulan pembersih ruh

Hadits di atas sebagai bagian penjelasan bahwa tiga bulan istimewa telah diberi lebel atau mahkota oleh Nabi Muhammad sebagai proses pencucian atau pembersihan manusia secara utuh. Bahkan tidak berlebihan menyebutkan secara totalitas lahir dan batin. Karena dalam tiga bulan (Rajab, Sya’ban, dan Ramadan) adalah sebagai bulan membersihkan jasad (raga) hati atau qolbu dan ruh.

Sebagai pengantar mencapai puncak ibadah bulan berlebel bulannya manusia. Bulan suci Ramadan, dimana terdapat peringatan “Nuzulul Qur’an” untuk mengingatkan bahwa sebentar lagi puasa wajib akan berakhir dan berbagai keistimewaan juga akan berakhir.

Padahal, bagi umat manusia seluruh jagad raya dengan janji kepada Sang Khaliq “Beriman dan Mengabdi” serta diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata hanya untuk menyembah atau beribadah, sebagaimana firman Allah SWT pada Surat Az Zariyat 56; “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya’buduun” (Aku tidak menciptakan manusia dan jin,
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku).

Sebagaimana pada Hadits lain disabdakan Rasulullah bahwa;

Bulan Rajab adalah bulan Allah SWT

Bulan Sya’ban adalah bulan Nabi Muhammad

Bulan Ramadan adalah bulan umat manusia

Oleh karena itu, pada puncak pengabdian sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, diingatkan sejak sebagian besar ulama memberi lebel sebagai pembuka puncak ibadah pada bulan milik manusia, bulan Ramadan pada hari-hari menjelang 10 hari terakhir, yaitu malam “Nuzulul Qur’an” (peringatan malam diturunkan Al-Qur’an).

Tentu saja salah satu dasar dari penguatan itu adalah (Surat Al Baqorah ; 185)