Kerap juga muncul alasan, kita harus menemani atau mengawasi anak dan atau cucu yang masih kecil dan saat itu sedang tidur. Kalau tidak kita temani,atau awasi, nanti jika pas anak dan atau cucu terbangun, dia dapat menangis. Bahkan bisa membahayakan kalau mengambil benda-benda tajam atau main air panda dan atau jatu dari tangga. Tapi kalau ada Ayahnya atau kakeknya kan dapat dijaga agar mereka tidak melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Dengan kata lain, dengan diawasi dan dijaga , mereka aman. Kan menjaga atau memgawasi anak-anak sebagai anak atau cucu juga penting. Jadi sementara tunda dulu sholat subuh di mesjid.
Cuaca juga dapat jadi salah alasan pembenar yang kuat. Misal udara sedikit gelap atau rada mendung, langsung dijadikan alasan untuk tidak sholat subuh di mesjid. Alasannya, nanti pas di jalan kehujanan gimana? Bukan aja nanti bisa sakit, sholatnyan pun akhirnya juga gak jadi. Lebih baik sementara sholat subuh di rumah dululah. Besok, lusa kalo cuaca bagus barulah enak berangkat ke mesjid.
Dan masih ada “berjuta” alasan lain untuk tidak berangkat sholat subuh ke mesjid. Jangankan buat yang tidak pernah atawa jarang sholat subuh di mesjid, bagi jemaah sholat subuh yang sudah jelas dam terbukti rutin sholat suhuh di mesjid saja, “godaan” seperti itu masih kerap muncul dengan kuat.
Memang untuk sholat subuh di mesjid perlu mental kuat. Perlu tekad utuh. Tak bisa kalau cuma setengah hati. Hanya mereka yang sejak awal memiliki keyakinan sholat subuh di mesjid bukan sekedar memenuhi sholat berjemaah memiliki derayat yang lebih tinggi dibanding dengan sholat sendiri, tapi merupakan pembuktian terhap kecintaan kelada Allah. Juga bukti terjadap ketaatan dan kepatuhan kita terjadap Sang Maha Pencinta. Kewajiban sholat subuh di mesjid sudah mendarah daging. Sudah _internelazed _bahasa teka booknya. Dengan sholat subuh di mesjid secara tidak langsung telah menjadi simbol, sebelum melakukan kegiataan apapun, kita melapor dan minta izin kepada Allah.
Posisi Allah dalam konteks ini di tempatkan sebagai prioritas utama di atas prioritas lainnya. Sebelum pada hari itu kita melaksanakan kegiataan lain, kepada Allah dahulu kita menghadap, menyerahkan diri dan mohon bimbingan serta tuntutan. Bagi jemaah sholat subuh di mesjid, Allah adalah segalanya.
Maka segala macam “godaan” yang menghampiri para jemaah sholat subuh di mesjid pada umumnya dapat lamgsung ditampik. Disingkirkan.
Sebaliknya bagi yang jarang sholat subuh di mesjid,”godaan” tersebut justeru menjadi alasan yang menggiurkan, yang masuk akal dan jadi alasan “pembenar” yang kuat. Padahal itu adalah sebuah adalah “jebakan,” yang manis dan nampak dapat diterima. Sebuah prinisip ajakan agar kita tak usah sholat subuh di mesjid.
Kitalah yang memilih. Kitalah yang memutuskan. Tentu dengan segala resikonya.T a b i k . (*) Bersambung….
WINA ARMADA SUKARDI, Wartawan dan A lol advokat senior serta anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat Muhammadiyah. Tukisan ini merupakan repotase/opini pribadi yang tidak mewakili organisasi.