SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak perguruan tinggi swasta untuk turut berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Terutama untuk meningkatkan produk alsintan modern agar produk pertanian kita makin tinggi nilai tambahnya, dan juga untuk menekan angka stunting di Jawa Timur.
Ajakan tersebut disampaikan Gubernur Khofifah saat membuka Musyawarah Wilayah Ke-VI Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah VII Jatim yang dihelat di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Sabtu (18/3).
“Sebagai bagian dari pentahelix, perguruan tinggi yang tergabung dalam APTISI menjadi bagian strategis untuk bergerak berseiring dengan pemerintah mengatasi masalah dan tantangan yang saat ini ada di Jawa Timur. Terutama dua masalah strategis yang sedang fokus kita urai yaitu peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan penurunan angka stunting,” papar Gubernur Khofifah.
Untuk itu, lewat musywil VI APTISI ini, ia berharap ada rekomendasi strategis yang dihasilkan sebagai buah pikir dari kalangan akademisi untuk menghadapi masalah peningkatan nilai tambah sektor pertanian maupun stunting.
Pertama di sektor pertanian, Gubernur Khofifah menyebut ada masalah yang sedang dihadapi petani dalam peningkatan produktivitas pertanian dengan menggunakan alsintan moderen. Banyak dari petani yang kesulitan mendapat permodalan untuk membeli alat pertanian modern karena masih ada angsuran KUR.
Oleh sebab itu, Gubernur Khofifah menyampaikan usulannya agar gapoktan di Jatim bisa mendapatkan kredit KUR dengan sistem grace periode untuk pengadaan Alsintan modern.
“Saya sudah terkonfirmasi kalau proses memanen padi pakai harvester, maka bisa mengurangi losses sebesar 9-11%. Kalau produksi padi nasional total sebanyak 32 juta ton, berarti ada 10% yang bisa kita tambahkan,” ujarnya
Namun sayangnya, saat ini pengadaan alsintan modern bagi petani seperti combine harvester tersebut masih sulit dilakukan karena terkendala akses permodalan mengingat sebagian besat mereka belum lunas KUR nya.