Ditegaskan, bahwa peningkatan kualitas dan kinerja ASN ini menjadi penting sebab di era digitalisasi, masyarakat tidak harus datang ke kantor layanan. Semua layanan sudah melalui layanan elektronik. Birokrat juga harus mengikuti dan tau teknologi informasi.
Dulu, kata Eddy Rumpoko, saya selalu menekankan agar pejabat Kota Batu tidak gebyar secara personal. Misalnya mobil dinas harus baru, mobil kepala dinas lebih dari satu. Ini adalah bentuk bentuk pemborosan. “Kalau bisa dijangkau dengan sepeda motor kenapa harus mobil,” tandasnya.
Contoh lain adalah tidak efektifnya tugas SatpolPP. Masak mobil Satpol PP setiap hari hanya parkir di alun alun. Padahal di Batu ada Jatim Park, sentra sentra ekonomi yang sudah menyebar sampai pelosok desa juga perlu pengayoman dan perlinduangan. Kata Eddy mengenang ketika masih aktif menjabat.
Dalam sebuah diskusi dengan Pakde Karwo (Gubernur Soekarwo,red), Pakde Karwo berkeinginan agar semua jalan didalam kota maupun menuju kota Batu dilebarkan. Dengan memotong pohon pohon dan memindahkan rumah penduduk. Tujuannya, untuk menunjang Batu sebagai kota wisata. Pemprov Jawa Timur saat itu, juga siap untuk membantu pendanaanya.
Pikiran pakde itu tidak salah dan bagus setelah melihat potensi wisata di Batu kedepan. Tapi saya tidak setuju. Mengapa, ya karena harus memotong pohon pohon pinggir jalan dan menggusur rumah penduduk. Saya kekeuh bahwa membuat Kota Batu menjadi tujuan wisata, cukup bagaimana jalan ditata dengan rapi dan bersih.
Kemacetan arus lalulintas di Batu diyakini akan memberikan efek ekonomi local yang bagus. Harapannya, mereka bisa sejenak istirahat dan mampir minum di warung, bahkan bisa berlama lama istirahat di Batu dan sebagainya.
Dampak yang bisa dirasakan saat ini adalah geliat ekonomi perdesaan dimana warga punya usaha. Rumah dipinggir jalan bisa buka kuliner. Ekonomi masyarakat meningkat, bisa menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi, punya kendaraan.
Lalu dimana peran Pemerintah. Menurut Eddy Rumpoko, tugas pemerintah kota Batu yakni memberikan fasilitas, membantu modal, mempermudah kredit bank, memberikan inovasi, membantu promosi melalui e-digital, mempermudah regulasi berusaha. Ini saja sudah cukup.
Pembangunan fisik relative tidak diperluakan karena investor akan datang sendiri dan berinvestasi sesuai potensi Kota Batu.
“Saya dulu membangun gedung kantor berlantai 7, itu harapannya semua ormas bisa berkantor disitu. Paguyuban UMKM maupun Kartar (Karang Taruna) jadi satu. Semangatnya agar kantor pemerintah bisa lebih hidup. Tapi sekarang mereka sudah pindah semua. (*)