Di awal penjelasan, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia melaksanakan Presidensi G20 di saat yang penuh tantangan dengan adanya “The Perfect Storm”.
Meskipun demikian, Menko Airlangga optimis bahwa Presidensi G20 Indonesia akan berjalan maksimal dan dapat menghasilkan concrete deliverables yang lebih baik.
“Indonesia akan menggelar pertemuan G20 dengan cara yang berbeda. Kami mengundang representatif dari Uni Afrika dan juga negara-negara lainnya. Pertemuan G20 kali ini akan memiliki nuansa yang berbeda dari sebelumnya,” kata Menko Airlangga.
Pada sesi yang dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab tersebut, Menko Airlangga menjelaskan beberapa hal terkait bahasan dalam Presidensi G20 yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital, transisi energi, dan ketahanan pangan.
Untuk kesehatan global, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia telah menghasilkan Financial Intermediary Fund yang berhasil mencatatkan komitmen senilai USD1.4 triliun.
Sedangkan terkait transformasi digital, Menko Airlangga menyebutkan bahwa inklusivitas menjadi hal penting dalam ekonomi digital.
Menko Airlangga juga menjelaskan terkait upaya yang tengah dilakukan Indonesia dalam melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan, salah satunya dengan pengembangan proyek besar hydropower di Kalimantan Utara yang dapat menghasilkan 12 GigaWatt.
Proyek tersebut juga direncanakan menjadi salah satu program dalam inisiatif Amerika Serikat yakni Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII). Kemudian tentang ketahanan pangan, Indonesia menjadikan topik tersebut menjadi bahasan yang penting karena ketahanan pangan juga menjadi tantangan bagi pasar global.
“Yang berbeda antara G20 Indonesia dengan G20 sebelumnya adalah Indonesia berkonsentrasi pada deliverables yang akan dilampirkan dalam G20 Komunike. Deliverables tersebut setidaknya harus didukung oleh tiga negara. Jadi kita punya list deliverables dari negara-negara tersebut dan ini membuktikan bahwa kita tidak hanya berkomitmen dalam narasi, tetapi juga pada action plan,” tegas Menko Airlangga.