SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Setiap pelanggan di PDAM Surya Sembada, punya hak sama. Yakni, sama-sama bisa menikmati air bersih, dan sama-sama punya kewajiban membayar tagihan air di setiap bulannya. Hanya, meski sama-sama sebagai pelanggan, dan membayar tagihan setiap bulan, kenikmatan untuk mendapatkan kucuran air dari BUMD milik Pemkot Surabaya tersebut, belum sama. Artinya, beda nikmat, meski sama-sama sebagai pelanggan
Beda nikmat, lantaran, di wilayah satunya kondisi airnya jernih dan lancar, sementara wilayah lainnya lagi, airnya keruh dan terkadang netesnya di jam 11 malam. Bahkan, ada pula wikayah yang belum teraliri air. Itulah kondisi yang dirasakan sebagian pelanggan PDAM di Kota Surabaya.
Diketahui, bahwa PDAM memiliki visi menjadi perusahaan air minum modern. Misinya, Memastikan pengelolaan keuangan yang transparan untuk kesejahteraan masyarakat; Membangun masyarakat yang bijak dalam penggunaan air; Menyediakan air minum yang efisien dan berkelanjutan; dan, Membangun lingkungan kerja yang memprioritaskan integritas dan prestasi.
Namun, berkaca pada kondisi yang dirasakan pelanggan, bahwa air keruh, air tidak menetes, dan kalau pun netes biasanya terjadi pukul 11 malam, maka misi PDAM selama ini belum jadi kenyataan. Sebab, PDAM belum bisa menyediakan air secara berkelanjutan. Dengan begitu, bagaimana mungkin PDAM bisa mewujudkan visinya menjadi persuhaan air minum yang modern.
Salah satu bukti keluhan beda nikmat dirasakan pelanggan PDAM, disampaikan warga kepada Wali Kota Eri Cahyadi di acara “Ngobras” (Ngobrol Santai), pada 19 Agustus kemarin. Ngobras di Graha Unesa tersebut, bersama Kader Surabaya Hebat (KSH) dari Kecamatan Lakarsantri, Sambikerep, Karang Pilang, Dukuh Pakis hingga Wiyung.
“Kenapa ya pak? Akhir-akhir ini air di wilayah kami itu kurang jernih (keruh), sehingga banyak warga yang mengeluh. Sebentar bening, besoknya keruh lagi, mohon solusinya,” curhat Widodo, warga Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep
Mendengar pertanyaan itu, Eri menjawab, ia juga merasakan hal yang sama seperti Widodo. “Ini air PDAM nggih pak? Alhamdulillah griyo kulo nggih kurang jernih,” jawabnya.
Namun, Eri mengaku, sebelumnya sempat bertemu dengan Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Arief Wisnu Cahyono. Dalam pertemuan itu, terjadi diskusi, termasuk membahas rencana PDAM di tahun 2023.
Rencana itu adalah, memastikan di tahun 2023 seluruh Kota Surabaya sudah teraliri air PDAM. Sehingga nantinya wilayah yang belum teraliri air PDAM, khususnya di wilayah barat dipastikan sudah berjalan lancar.
“Jadi bukan hanya di wilayah Lontar, di Benowo dan Pakal itu terkadang air PDAM-nya keluar di jam 11 malam. Kadang nggak metu blas (nggak keluar sama sekali),” ujar Eri.
Untuk itu, Eri memohon kepada warga Lontar agar bersabar, karena saat ini ia bersama Dirut PDAM Surya Sembada sudah memetakan wilayah mana saja yang belum teraliri dan terhambat aliran airnya.
“Saya terima kasih sudah diinformasikan. Kami sedang bekerja keras untuk menyelesaikan masalah air yang kurang jernih ini,” kata Eri
Menurutnya, PDAM hingga kini terus melakukan berbagai upaya percepatan demi mewujudkan target “2023 Semua Terlayani Air”. Salah satu yang dilakukan, terus memperbanyak program master meter.
Misalnya, pada Mei lalu, ia meresmikan tujuh master meter di beberapa titik di Kota Pahlawan. Yakni, master meter di Jalan Karangan gang 5, Kel. Sawunggaling, Kec. Wonokromo. Tambak Dalam Baru Gang 8, Kel. Asemrowo, Kec. Asemrowo. Tambak Dalam Baru Gang 9, Kel. Asemrowo, Kec. Asemrowo. Pegesangan Lestari Gang 2, Kel. Pagesangan, Kec. Jambangan. Medokan Sawah Timur Gang 7C, Kel. Medokan Ayu, Kec. Rungkut. Pagesangan 4 Sungai, Kel. Pagesangan, Kec. Jambangan. Keputih Tegal Gang 8, Kel. Keputih, Kec. Sukolilo.