SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Walikota Eri Cahyadi bilang, Pemkot punya delapan langkah untuk menurunkan angka stunting di Kota Surabaya. Dan untuk menekan angka stunting, melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat.
Hal itu disampaikan Eri saat memaparkan upaya pemkot dalam Percepatan Penurunan Stunting di Surabaya dalam Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2022 secara virtual di Ruang Sidang Wali Kota, Selasa (23/8/2022). Saat paparan, Eri dibantu jajaran Asisten, Kepala PD dan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya, Rini Indriyani.
Dikatakan, Pemkot Surabaya memiliki delapan langkah dalam Aksi Percepatan Penurunan Stunting. Pertama sebut Eri, aksi analisis situasi di Kota Surabaya. Pemkot menghitung anggaran untuk kegiatan yang akan dilaksanakan. Setelah ditentukan anggarannya, pemkot berhasil menurunkan angka stunting, yang semula di tahun 2021 ada 12.788 menjadi 6.722 di tahun 2022.
“Datanya bisa kita lihat per kelurahan dan kecamatan, kita bisa tahu, mana saja yang perlu kita sentuh menggunakan anggaran yang ada,” ujar Eri.
Aksi kedua, lanjutnya, menggunakan anggaran untuk kegiatan kesehatan, salah satunya pencegahan stunting.
Dengan terbitnya Peraturan Wali Kota (Perwali) No 79 tahun 2022 terkait percepatan stunting di Surabaya, pemkot melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat, dalam menekan angka stunting.
Eri menegaskan, pencegahan stunting di tahun 2022 menjadi salah satu tugas pokok DP3APPKB Surabaya dan masuk dalam kontrak kinerja kepala dinasnya. Oleh karena itu, tidak berhasil pencegahan stunting di Kota Surabaya nantinya akan dinilai dari kinerja dinas terkait.
“Berhasil atau tidaknya penurunan stunting tergantung Kepala DP3APPKB, yang mana saat ini sudah tercantum dalam kontrak kinerja,” tegas Wali Kota Eri.