Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan, untuk menuju Indonesia emas pada tahun 2045, Indonesia akan menghadapi banyak perubahan termasuk peluang dan tantangan global yang kompleks.
Munculnya berbagai kecenderungan baru berskala global dengan daya dorong besar, menuntut Indonesia memiliki watak politik yang lebih antisipatif dengan haluan berjangka panjang.
Juga jalan pembangunan yang lebih menjamin kesinambungan pembangunan, tanpa bergantung pada momen elektoral lima tahunan, termasuk di dalamnya pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang tidak boleh terhenti karena adanya penggantian kepemimpinan.
“Berangkat dari kenyataan seperti itu, perlu ada pemikiran untuk mengingatkan, serta menunjukkan, peta jalan pembangunan yang lebih dapat diandalkan. Jalan pembangunan yang lebih menjamin ketahanan nasional, dengan kesanggupan untuk merealisasikan visi dan misi NKRI,” Katanya.
Sementara, Ketua DPR RI, Puan Maharani menyampaikan, realita politik pembangunan Indonesia saat ini banyak dilandaskan pada visi dan misi dari perorangan setiap pimpinan, baik presiden maupun kepala daerah. Sehingga nafas visi dan misi berbangsa dan bernegara dalam konteks pembangunan bangsa terkesan sulit berkesinambungan dan berorientasi pada jangka pendek.
Ia menambahkan, politik pembangunan ke depan hendaknya dapat mengintegrasikan seluruh wilayah yang ada di Indonesia, seluruh pemerintahan pusat dan daerah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemajuan bangsa, dan kebudayaan nasional.
“Ada kepentingan nasional yang berbeda-beda sehingga terkesan pembangunan nasional hanya dari proyek ke proyek,” tandas Puan. (wt)