“Kalau mengenal Trawas sudah biasa. Tapi Penanggungan ini bikin penasaran. Ini tempat wisata dengan sebuah cagar budaya yang di dalamnya ada cerita tapi belum diungkap. Ini yang menjadi daya tarik,” ungkapnya.
“Kalau bukan kita yang mengungkapkan dan mengemas ini sebagai budaya yang menarik, siapa lagi? Siapa yang bisa melestarikan kalau bukan kita? Maka saya harap kita bisa menggali nilai luhur yang bermanfaat untuk kita dan cucu-cucu kita nanti,” lanjutnya.
Lebih jauh, mantan Staf Ahli Kementerian Sosial RI itu menjelaskan bahwa apa yang ada di Gunung Penanggungan dapat menjadi sumber perekonomian baru bagi masyarakat sekitar.
“Wisata yang punya _hidden tourism spot_ sebenarnya dapat menjadi potensi yang besar untuk APBD kita. Banyak hal yang bisa kita identifikasi dan bisa bermanfaat untuk sektor ekonomi kita serta kesejahteraan rakyat. Dengan begitu, penyerapan tenaga kerja juga bisa lebih maksimal,” tuturnya.
Maka dari itu, Adhy berpesan agar semua pihak bersinergi melakukan dua langkah. Yang pertama adalah mulai memasukkan jalan-jalan yang ditemukan ke dalam peta. Sementara yang selanjutnya adalah mengemas Penanggungan dengan pengemasan menarik.
“Jadi mulai masukkan ke peta dan kemas potensi pariwisata ini dengan baik. Publikasinya harus bagus dan menarik. Jatim ini luar biasa, mulai dari geografis, demografis, sosial budaya dan ekonominya. Semoga kita bisa menggali nilai luhur kita lebih jauh dan menjaga apa yang ditinggalkan leluhur untuk kita,” harapnya. (gia/min)