“Bagian dari atasnya wanita bengkok, dan sudah menjadi karakternya bengkok tidak bisa lurus Istiqomah terus. Artinya bagian atas dalam hal bicara banyak bengkok maka dengan sabar tetap diluruskan untuk yang makruf,” tandasnya.
Bahkan, menurut Ustad Sofyan, kalau memaksakan yang bengkok, akan patah dan rumah tangga akan berakhir talak. “Maksudnya sebagai suami kita harus berusaha meluruskan yang tidak bisa dibiarkan, meninggalkan kewajiban dan melanggar larangan Allah SWT,” harapnya.
Maka tauladan Rasulullah patut dicontoh. Dimana dengan penuh kesabaran ketika
Haji Wada’ dengan 100 ribu orang pengikut, meminta menunggu ibu Aisyah RA melaksanakan umroh dengan miqot dari Tan’im.
“Oleh karena itu, pandai-pandailah bersabar mendidik isteri, karena wanita ada bengkok-bengkoknya,” tuturnya.
Bagi isteri, nasehat Ustad Sofyan, sebagaimana suami memiliki dan mempunyai hak, kewajiban, dan tanggung jawab menafkahi, bagi isteri hak yang sama bagi suami wajib dipenuhi oleh isteri dengan standar makruf
“Rasulullah mengibaratkan. Seandai aku boleh menyuruh manusia sujud kepada manusia, maka isteri diperintahkan sujud kepada suaminya, begitu besar hak suami itu,” katanya.
Bagi wanita, katanya, suami adalah surgamu dan dia juga nerakamu. Tetapi bagi isteri apabila
mampu menjaga sholat 5 waktu, puasa Ramadan dan menjaga kehormatan suaminya, maka silakan memilih pintu surga yang mana?
Terpenting suami dan isteri, menurut Ustad Sofyan,
masing-masing menjaga kewajiban dirinya dan hak-hak pasangannya. Sehingga mampu mengingatkan saling tentang hak dan kebenaran juga kesabaran. (*)