Lebih lanjut dikatakannya, ada generation gap di dalam ASN, dari ASN yang masih baru hingga yang sudah menjelang pensiun. Di sini, selaku decision maker biasanya di jabatan-jabatan tinggi yang menentukan kultur organisasi.
“Jadi yang menjadi tantangan kita bagaimana acara seperti ini sangat penting apalagi disupport oleh BPSDM, Mendagri, dan Kemenkominfo. Kita berharap bahwa eksternal forces seperti Kominfo bisa memaksa kita untuk mengubah habit kita dalam bekerja,” ujarnya.
Direktur Pemberdayaan Kemkominfo RI, Boni Pudjianto, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong meningkatkan jumlah jam pelajaran, agar masing-masing ASN dapat mengikuti berbagai pelatihan, seminar, maupun training. Hal ini karena jumlah minimum dalam satu tahun adalah 20 jam.
“Kegiatan literasi digital ini dihadiri oleh ASN di lingkup pemerintah daerah di Jatim baik level di provinsi maupun kabupaten/kota, ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi ASN di bidang digital, sehingga pemenuhan kebutuhan jam pelajaran bisa terpenuhi. Kemudian setiap ASN paham bagaimana transformasi digital itu terjadi, dan khusus untuk pemerintahan bagaimana kita bisa menyikapi perubahan ini secara bijak,” katanya.
Adapun target peserta kegiatan ini sekitar 24.000 yang merupakan ASN pemerintah daerah. “Diharapkan mampu memberikan pencerahan, pemahaman tentang pentingnya mengikuti perubahan zaman di era digital, karena ini sangat dinamis pemahaman tentang penggunaan sistem atau aplikasi pemerintahan yang terintegrasi,” pungkasnya. (*)