“Jadi ketika hujan, aliran airnya juga sudah bisa terkoneksi satu dengan yang lain. Karena ternyata kalau banjir ini seperti teman-teman tadi lihat ke dalam (saluran) pun koneksinya tidak ada,” jelas dia.
Di samping itu, ia juga menjelaskan, bahwa pengerjaan melintasi saluran di Jalan Embong Kenongo tersebut, menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya sebesar Rp13 miliar. Sedangkan anggaran pengerjaan di Jalan Kenari mencapai sekitar Rp3 miliar.
“Jadi, Jalan Embong Kenongo itu nilainya Rp 13 miliar, dari Panglima Sudirman sampai seberangnya kita buat saluran itu masuk ke Kenari. Terus yang kita potong (crossing) dari Jalan Simpang Pojok, tadi masuk ke dalam (Jalan Kenari) kurang lebih Rp3 miliar,” paparnya.
Selain penanganan dengan menggunakan skema pihak ketiga, Pemkot Surabaya juga melakukanya dengan cara swakelola atau dikerjakan sendiri. Contohnya, seperti pengerjaan untuk mengkoneksikan riol atau saluran di pedestrian yang sudah ada.
“Kita melakukan swakelola karena sudah ada salurannya tinggal konek-konek saja. Karena apa? Ketika kita masuk ke dalam, salurannya ada semua tapi tidak konek,” ujarnya. (*)