Madiun  

Menko PMK Wakafkan Tanahnya untuk Muhammadiyah dan Al Islam

Menko PMK Wakafkan Tanahnya untuk Muhammadiyah dan Al Islam
Muhadjir Effendy (hem putih) bersama Dr Saad Ibrahim dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir (kiri Muhadjir) meresmikan Perguruan Muhammadiyah Caruban, Madiun, Kamis (14/7/2022). (Foto/Cantika)

MADIUN (WartaTransparansi. com) – Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mewakafkan dua bidang tanahnya masing-masing untuk Perguruan Pendidikan Muhammadiyah Caruban, dan Paud dan TK Al Islam.

Perguruan Muhammadiyah Caruban terletak di Jalan Letjen Sutoyo Caruban, Kabupaten Madiun. Terdiri dari masjid, SMP Muhammadiyah 2 dan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM).

Kompleks perguruan ini diresmikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, Kamis, 14 Juli 2022.

Adapun Paud dan TK Al Islam terletak di Dusun Mojorejo, Desa Klitik, Kecamatan Wonoasri atau sekitar 2 km dari perguruan Muhammadiyah. Gedung Paud dan TK masih dalam proses pembangunan sekitar 80 persen. Gedung ini merupakan sumbangan keponakan Muhadjir, Dian Khumayya binti Achmad Suhadi.

Paud dan TK ini menjadi bagian dari MI Al Islam yang didirikan ayahanda Muhadjir, Guru Soeroya pada akhir dekade 1950. Kini perguruan Al Islam Mojorejo ini menjadi binaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Sudah banyak sekali alumninya yang menjadi pejuang dan tokoh di bidang masing-masing. Di antaranya adalah Muhadjir dan Brigjen TNI Rofi’I, stad ahli Panglima TNI.

Muhadjir tidak pernah menyatakan ke publik tentang wakafnya itu. Adalah Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr KH Saad Ibrahim yang mengungkap pada saat peresmian perguruan Muhammadiyah Caruban.

“Perguruan ini dibangun di atas tanah yang diwakafkan oleh Pak Muhadjir Effendy. Saya tidak bermaksud riak. Wa la khaufun alaihim wa la hum yahzanun,” katanya.

Ayat yang dibaca Saad Ibrahim adalah bagian dari Quran surah Al Baqarah 274. “Orang-orang yang mengingfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”.

Dibangun keroyokan

Muhadjir, anak ke-6 dari 9 bersaudara pasangan Guru Soeroya dan Hj Sri Subitah ini bercerita tentang asal muasal tanah itu. Pada waktu ia menjadi Rektor UMM, mengantar mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumbesari. Kepada Kepala Desa Sumbersari Ashari, ia menyampaikan gagasannya untuk mendirikan sekolah.