“Sementara ini hanya menjalankan coffee shop, karena yang potong rambut itu ternyata tidak sesuai passionnya. Sedangkan cuci mobil dan motor, tempatnya belum memadai, rencananya di tahun 2023 kita siapkan di Kantor Kelurahan Baratajaya,” katanya.
Meskipun yang berjalan hanya coffee shop, Rumah Pakar di Viaduct Gubeng cukup memuaskan, yakni meraup omzet hingga Rp 88 juta per bulan. Omzet itu nantinya digunakan untuk gaji, biaya operasional dan masih banyak lainnya. “Ada 23 MBR yang bekerja, masing – masing mendapat gaji antara Rp 1,5 – Rp 2 juta per bulan,” sambungnya.
Agar pendapat meningkat, ia bersama jajarannya juga mempromosikan Rumah Pakar viaduct Gubeng melalui sosial media (sosmed). Selain itu, juga menggandeng sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meningkatkan skil MBR yang bekerja di tempat tersebut.
“Tentunya kita terus melakukan evaluasi. Jadi tidak hanya coffee shop saja, kami juga menghadirkan pelatih dari bidang lain untuk meningkatkan pendapatan sesuai dengan permintaan Pak Wali pendapatan MBR bisa sampai Rp4 juta perbulan,” ujarnya. **