“Dan sekarang sudah ada, atas bantuan Pak Anas.” unkapnya.
Anas Karno menyatakan, dirinya sepakat dengan warga Kampung Ketandan. Keputusan warga yang ingin mempertahankan bentuk asli makam, sebagai upaya menjaga kelestarian Makam Mbah Buyut Tondo. Namun begitu ia berharap budaya gotong royong , hidup rukun dan saling toleransi juga terus terjaga dalam kehidupan bermasyarakat di Kampung Ketandan.
“Memayu hayuning bawana. Supaya generasi selanjutnya tahu dan tidak kabur sejarah. Serta turut menjaga kearifan budaya lokal,” terangnya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya ini menuturkan, warga Ketandan berharap Makam Mbah Buyut Tondo tercatat sebagai bangunan cagar budaya di Surabaya. Sehingga makam Mbah buhut Tomdo mendapat perhatian dan pemeliharaan dari pemkot Surabaya.
“Kalau ada perhatian, bisa lebih terawat dan terjaga. Biarlah keinginan warga ini berproses dan kita dukung penuh,” tegasnya.
Anas mengatakan, hampir semua walikota Surabaya , pernah berkunjung ke Makam Mbah Buyut Tondo.
“Pak Bambang DH dan Bu Risma pernah kesini. Juga pak wawali Armuji,” sebut Anas usai acara sambung rasa. (dji)