Katanya, Nyai Lily Wahid adalah pribadi yang suka membaca banyak hal dan menyukai bidang seni. Bahkan sudah ribuan buku dilahap untuk menjadi inspirasi pemikiran Nyai Lily Wahid.
Katanya, Nyai Lily Wahid dikaruniai tiga anak dari suaminya yang wafat tahun 1987. Ia adalah sosok yang sangat aktif dalam berorganisasi. Keaktifannya tersebut tak lepas dari pengaruh sosok ibu yang juga aktif.
“Ketika duduk di bangku SMA, beliau telah aktif di IPPNU dan KAPPI. Beliau menjabat sebagai ketua 1. Beliau juga yang memindahkan IPPNU dari Yogyakarta ke Jakarta,” jelas Gus Din menjelaskan riwayat beliau dari biografi-nya.
Nyai Lily Wahid merupakan sosok perempuan yang cerdas. Berkat kecerdasannya setelah tamat SMA beliau diterima di Fakultas Kedokteran UI. Ia juga sosok yang teguh pendirian yang merupakan cirinya sejak muda. Dimana jika ada yang diyakininya benar, itulah yang dipertahankannya.
“Saya pernah ngobrol berdua di Ballroom Hotel Mandarin Oriental Surabaya Jl. Tunjungan, Surabaya di tahun 2018. Saya jelaskan, bahwa kita sama sama keturunan pendiiri NU awal berdiri. Nyai Lily Wahid adalah cucu KH. Hasyim Asy’ari Mustasar PBNU pertama kali dan saya Gus Din cicit KH Hasan Basri (Hasan Gipo) asal Ampel Surabaya. Beliau langsung nunduk kepala dan penuh rasa hormat. Dari sanalah saya menjadi akrab dan sering konsultasi ke Nyai Lily Wahid,” ungkap Gus Din bercerita. (red)