Sebut saja para elit parpol diantaranya Sudiono Fauzan(PKB), Andri Wahyudi(PDIP),Muzamil Syafi’i(Nasdem), Joko Cahyono(Nasdem), Lulis Irsyad Yusuf(PKB), Edy Paripurna(PDIP),Udik Djanuantoro, Saifulloh Damanhuri(PPP) atau bahkan sekelas Hj.Anisah Syakur(PKB).
Mereka akan bermain “save” dan berpikir seribu kali, jika harus berhadapan dengan keempat figur itu. Tentunya ditambah lagi dengan ketentuan dan keputusan dari elit partai masing-masing.
Elit PKB, PDIP dan Gerindra baik daerah maupun pusat, sepertinya tidak akan gamang lagi memberikan rekomendasinya pada keempat kandidat tersebut.
Sebut saja KH.Mujib Imron, PKB dan Golkar akan dengan mudah memberikan rekomnya untuk mengusungnya berlaga. Pun demikian PDIP sudah tentu akan mengukuhkan dokter Mufti. Hal senada dengan Prabowo Subianto dengan Gerindra 100% memberi restu Rusdi Sutejo maju.
Sementara untuk keberadaan KH.Sobri Sutroyono, yang nota benenya sebagai Ketua Dewan Tanfidziyah PC NU Bangil. Dengan bermodalkan basis suara NU dienam kecamatan yakni Bangil, Rembang, Beji, Gempol, Pandaan dan Prigen serta sebagai kyai kenamaan di Pasuruan tak akan kesulitan bergandengan dengan ketiganya, walau berposisi sebagai N2 (waki bupati).
Dari uraian tersebut diatas, dapat simpulkan bahwa dalam kontestasi Pilkada Kab.Pasuruan 2024 mendatang, siapa yang dapat merebut simpati massa NU bakal dipastikan memenangkan pilkada. Akan tetapi dari keempat kandidat yang terprediksi tersebut diatas,dimana seluruhnya memiliki hubungan kedekatan emosional dengan NU.Maka suara NU akan terpecah belah pada perhelatan 2024 mendatang.
Paslon siapapun yang berhasil memegang 50% suara nadhliyin dengan mudah melenggang menuju kursi N1-N2 Kab.Pasuruan, artinya syarat wajib bagi paslon yakni mendekat pada massa NU militan,tradisional dan moderat. (hen)