PASURUAN (WartaTransparansi.com) – Rontoknya Koalisi Parlemen Raci (Si Peci) yang berisikan fraksi PDIP, Gerindra, Nasdem,PPP dan fraksi gabungan.Setidaknya berimbas pada peta perpolitikan dalam perburuan kursi N1-N2 pada 2024 mendatang berubah dratis.
Bagaimana tidak, pada awal dibentuknya AKD lalu, PKB yang nota benenya menjadi partai penguasa parlemen di Kabupaten Pasuruan dengan torehan 15. Harus rela hanya menempatkan sosok H.Sudiono Fauzan sebagai Ketua DPRD, sementara itu posisi PKB pada Alat Kelengkapan Dewan (AKD) lainnya diisi oleh PDIP,Gerindra, Nasdem,PPP dan fraksi Gabungan. Namun di tiga tahun kemudian atau tepatnya akhir 2021, formasi AKD yang dikuasai “Si Peci” rontok.
Sejumlah jabatan strategis AKD mulai diisi oleh kader PKB &Golkar. Dengan berakhirnya “Si Peci” berimbas pula pada pergerakan menuju N1-N2.
Seperti yang di tulis WartaTransparansi.com seblumnya “Menakar Calon Bupati Pasuruan 2024-2029. Posisi N1-N2 yang diprediksikan nama selain empat figur yang mengerucut akan mundur teratur. Seperti Lulis Irsyad Yusuf diprediksi tidak akan ngotot menjadi calon N2 berpasangan dengan Gus Mujib, karena jelas akan bunuh diri dalam kekalahan bila melawan pasangan dr. Mufti-Rusdi Sutejo atau dr. Mufti-KH. Sobri, karena basis suara Lulis sama persis dengan Gus Mujib.
Sementara Mas Dion sapaan akrab Ketua DPRD Kab.Pasuruan 2 periode ini, meskipun popularitas dan elektabilitasnya tinggi tidak akan memaksakan bertarung di internal PKB dengan KH. Mujib Imron untuk memperebutkan tiket rekomendasi DPP PKB, karena jabatan Gus Mujib di DPC PKB sebagai Ketua Dewan Syuro, sementara Sudiono Fauzan adalah Sekretaris DPC PKB, apalagi Mas Dion melekat sebagai santri NU tulen, tidak akan berani membangkang fatwa atau petunjuk para Kyai.