Ekbis  

Penyelesaian Problem Kepelabuhanan Butuh Sinergitas

* Seminar Kepelabuhanan PWI Jatim

Penyelesaian Problem Kepelabuhanan Butuh Sinergitas
Seminar nasional "Outlook Industri Kepelabuhanan 2022-2026" digelar Seksi Wartawan Kepelabuhanan dan Kemaritiman PWI Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022), di Ballroom PWI Jatim, Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya.

“Meskipun pandemi, tapi impor tetap berjalan,” katanya.

Ia membeberkan data. Di antaranya impor bulan Januari-Februari 2022 dibanding Januari-Februari 2021 ada kenaikan 24,5 persen.

“Ini membuktikan bahwa impor sangat membantu selama pandemi. Apalagi sebagian besar impor yang kita lakukan adalah bahan penolong yang akan digunakan untuk ekspor,” jelasnya.

Sedangkan Lukman Ladjoni, pelaku usaha pelayaran yang sudah cukup lama malang melintang di Pelabuhan Tanjung Perak mengungkapkan, masalah dunia pelayaran hanya dua. Yakni masalah kepelabuhanan dan masalah di laut.

Masalah kepelabuhanan terkait pelayanan, penataan, dan service oriented. Sedangkan masalah di laut adalah banyaknya aparat keamanan yang bertugas di laut. “Ditambah lagi banyaknya peraturan yang ada,” jelasnya.

Sementara, Ketua Ikatan Alumni (IKA) ITS Sutopo Kristanto menyatakan, pelabuhan sangat penting bagi perekonomian nasional. Di situ ada pusat distribusi barang, sehingga butuh efisiensi dan daya saing.

Sutopo juga menyoroti bahwa di Indonesia belum ada pelabuhan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk itu, pelibatan investor sangat penting dalam pengembangan pelabuhan.

“Apalagi Tuas Megaport Singapura akan jadi pelabuhan terbesar di dunia menggeser Pelabuhan Shangai dengan biaya pembangunan sekitar Rp 220 triliun. Ini tantangan kita,” tandasnya.

Seminar nasional ini dibuka Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim. Diikuti para pengurus PWI di daerah-daerah dengan menggunakan zoom, dan para awak media. **