SURABAYA (WartaTransparansi.com) – DPD Golkar Jawa Timur menggelar pelatihan Barista Muda yang diikuti sekitar 26 orang. Diharapkan, pelatihan yang diberi nama ‘Late Art Competition’ memunculkan para seniman pembuat kopi andal sekaligus meningkatkan perekonomian di masa pandemi covid-19 ini.
Sekretaris DPD Golkar Jawa Timur Sahat Simanjuntak yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dalam sambutannya saat membuka pelatihan di Surabaya, Sabtu (19/2/2022) mengakui dengan adanya pelatihan ini akan dapat menumbuhkan para Barista muda maupun pemula untuk bisa mengelola pembuatan kopi secara berkualitas.
“Adanya barista muda yang baru mendapat pelatihan ini diharapkan bisa menumbuhkan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang kini menjadi andalan pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19 ini,” ujar Sahat.
Pada kesempatan itu, Sahat juga menyatakan bahwa sebagai tindaklanjut dari pelatihan barista yang digelar Golkar ini, pihaknya memberikan kesempatan pada calon-calon Barista khususnya pemula yang sudah mendapatkan pelatihan untuk mengelola pembuatan kopi di 5 kota dimana menjadi dapil Sahat yakni Dapil Jatim IX. Kelima kota tersebut yakni Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Ngawi dan Magetan.
“Kalau ada calon barista muda yang bersedia mengelola di wilayah dapil saya, saya bantu dengan permodalan. Saya batasi 5 orang sesuai dengan dapil saya. Hanya saja, saya titip satu pesan saja di belakang Barista yang bersedia, yakni ada nama Barista Go. Artinya Barista Golkar itu saja. Sementara ini, tawaran ini hanya ada di dapil saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan Barista yang digelar Golkar Jatim, Ubay mengatakan ada lebih dari 200 calon barista yang ingin mendaftar pelatihan.
Namun, karena terbatasnya tempat, sehingga peserta dibatasi sekitar 26 orang. “Mereka yang dipilih sudah melalui seleksi lewat analisis dan verifikasi dari panitia penyelenggara,” paparnya.
Sedangkan tujuan digelarnya pelatihan Barista ini menurut Ubay cukup panjang dan jauh. Mudah-mudahan dengan kehadiran barista dan orang yang tidak pernah menjadi barista, kemudian diberi pelatihan ini bisa meningkatkan perekonomian dengan meningkatkan perindustrian kopi. “Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini menunjukkan kita (Golkar) memiliki perhatian yang besar kepada petani kopi sebagai komoditi yang dari hulu, dan barista yang mengelola hingga rasanya sangat magis,” harapnya.
Karena menurutnya, pelatihan Barista bukan hanya sekedar mengaduk kopi, tetapi sudah menjadi seni secara khusus bagaimana mengelola agar kopi bisa menjadi nikmat. (sr/min)