SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Kader Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran) dilatih untuk mengatasi kebakaran di tiga menit pertama. Karena di menit itulah pertumbuhan api yang paling krusial.
Pembekalan tanggap bencana bencana kebakaran itu, dilakukan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) serta Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya. Pembekalan sekaligus sosialisasi dan simulasi sudah dilakukan pada Jumat (11/2/2022) di Balai RW II Rungkut Jaya, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Dedik Irianto, Kepala DPKP Kota Surabaya mengatakan, kegiatan untuk mengedukasi Kader Madagaskar yang dibentuk oleh Pemkot Surabaya melalui TP PKK Pokja I.
“Kegiatan ini untuk penguatan Kader Madagaskar yang mengikuti program pilot project TP PKK Pusat yang bertajuk Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap dan Tangguh Bencana. Temanya, Siaga Kebakaran Lingkungan,” kata Dedik, Sabtu (12/2/2022).
Alasan mengapa kegiatan ini digelar di Balai RW II Rungkut Jaya, karena lokasinya pilot project Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap dan Tangguh Bencana kategori tema Siaga Kebakaran Lingkungan. Sebelumnya, kegiatan ini telah melalui beberapa proses penilaian, mulai penilaian di tingkat kota, tingkat provinsi, setelah itu naik lagi ke penilaian tingkat pusat.
“Nanti akan dinilai oleh TP PKK Pusat dari Kemendagri. Untuk itu, kami berikan penguatan-penguatan. Supaya nanti ke depannya tidak hanya bergerak tanggap bencana ketika ada kegiatan, tetapi nantinya akan kami sosialisasikan dan gerakkan secara menyeluruh di 154 kelurahan se-Surabaya,” jelas Dedik.
Sosialisasi dan simulasi tanggap bencana kebakaran ini penting bagi masyarakat, terutama kader PKK di Kota Pahlawan. Karena, masyarakat dan Kader PKK ada di garda terdepan ketika terjadi kebakaran di permukiman warga.
Dedik menegaskan, pada 3 menit pertama, peran warga dan PKK sangat diperhitungkan ketika terjadi bencana kebakaran di perkampungan atau permukiman penduduk. Karena, ketika terjadi kebakaran, warga dan kader PKK berada di tempat kejadian sehingga dapat mencegah api membesar.
“Karena respon time petugas pemadam kebakaran itu 7 menit. Sedangkan fase pertumbuhan api yang paling krusial, itu ada di 3 menit awal. Makanya, warga kami edukasi, supaya pada 3 menit awal, warga bisa segera memadamkan api,” ujarnya.